Laman

Jumat, 15 Juni 2012

KOLESTEROL TOTAL PADA WANITA HAMIL


GAMBARAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA WANITA HAMIL TRIMESTER II YANG MENGALAMI HIPERTENSI


Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Syarat-syarat Mencapai Jenjang Pendidikan
Diploma III Analis Kesehatan



Oleh:
Gaara Maulana, Amd. AK
20107032

  

PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2010



HALAMAN PERSETUJUAN


            Karya tulis ini telah disetujui untuk diujikan pada Sidang Karya Tulis Pendidikan Tinggi Diploma III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya.          



                                                                               Tasikmalaya, Juli 2010


Disetujui,

Pembimbing Utama                                                    Pembimbing Teknis



         dr. Dewi Kania, Sp. PK                                           Drs. Rudy Hidana, M.Pd

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang gambaran kadar kolesterol total pada wanita hamil trimester II yang mengalami hipertensi di daerah kota Tasikmalaya, yang dilakukan di RSUD Tasikmalaya pada tanggal 29-3 juni 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar kolesterol total pada wanita hamil trimester II yang mengalami hipertensi.
Penelitian ini dilakukan Analisa laboratorium dengan menggunakan metode CHOD-PAP yang menggunakan alat Technicon RA-XT.
Selama penelitian dari 30 sampel yang diambil terdapat 15 orang (50 %) yang mengalami peningkatan kadar kolesterol total dengan nilai rata-rata peningkatan kadar kolesterol total 217 mg/dl, dan 15 orang (50 %) yang kadar kolesterol totalnya normal dengan nilai rata-rata kolesterol 173 mg/dl. Nilai normal kadar kolesterol total menurut reagen Spinreact yaitu < 200 mg/dl.
Jadi berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan hipertensi dalam kehamilan bukan hanya disebabkan oleh peningkatan kadar kolesterol dalam darah. 

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur tercurah kehadirat Allah.SWT penulis panjatkan atas segala rahmat dan karunianya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga terwujudnya karya tulis ilmiah ini guna memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir di Analis Kesehatan STIKes BTH Tasikmalaya. Shalawat dan salam terlimpah kepada baginda Agung Muhamad SAW, berserta keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku umatnya. 
Adapun masalah yang akan penulis kemukakan ini adalah “ Gambaran kadar kolesterol total pada wanita hamil trimester II yang mengalami hipertensi “ di daerah kota Tasikmalaya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, baik dalam penyusunan maupun dalam kalimatnya. Namun penulis berharap semoga karya tulis ilmiah yang sederhana ini dapat memenuhi harapan yang berguna bagi tenaga – tenaga dalam bidang kesehatan umumnya, khusunya bagi analis kesehatan yang sedang menekuni profesi masing – masing.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar – besarnya kepada yang terhormat ;
1.      dr. Dewi Kania, Sp. PK selaku pembimbing utama, yang dengan penuh kesabaran dan perhatian telah mengarahkan serta membimbing penulis dalam menyelesaikan KTI ini.
2.      Drs. Rudy Hidana, M. Pd selaku pembimbing teknis, yang selalu memberikan waktu dan perhatiannya serta membimbing penulis dalam menyelesaikan KTI ini.
3.      Ibu Rianti Nurpalah, SKM selaku ketua prodi Analis Kesehatan yang telah memberikan dorongan, arahan serta bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan KTI ini.
4.      Ibu Dra. Hj. Yayah Syafariah, S. Kep.Ns.MM selaku Ketua STIKes BTH.
5.      Seluruh Staff Dosen Analis Kesehatan STIKes BTH Tasikmalaya, yang telah membimbing penulis dan memberikan ilmu yang tidak ternilai harganya.
6.      Ayah (alm), Ibu, saudara serta kedua kakak - kakaku tercinta, yang telah memberikan dorongan dan bantuan baik materil maupun spiritual pada waktu pembuatan karya tulis ilmiah ini sehingga selesai.
7.      Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2007 yang telah memberikan bantuan dan saran-sarannya, serta kepada semua pihak yang tidak disebutkan namanya, semoga mendapatkan imbalan yang berlimpah dari Allah.SWT.

Tasikmalaya, Juli 2010
   Penulis                          

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ..........................................................................................   i
DAFTAR ISI .........................................................................................................   iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................   v
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................  vi
BAB I       PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang ................................................................................   
B.  Rumusan Masalah ............................................................................   
C.  Pembatasan Maslah ..........................................................................  
D. Tujuan Penelitan ...............................................................................   
E.  Manfaat Penelitian ............................................................................   
F.   Waktu dan Tempat Penelitian ...........................................................   
BAB II      TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan .........................................................................................   
1.   Definisi kehamilan ......................................................................     
2.   Perubahan yang terjadi pada ibu hamil .......................................      
3.   Faktor resiko pada ibu hamil .......................................................    
B.  Hipertensi dalam kehamilan ..............................................................   
1.      Derajat beratnya hipertensi akibat kehamilan .............................    
2.      Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan ......................................      
3.      Faktor risiko hipertensi dalam kehamilan ...................................     
4.      Patofisiologi hipertensi dalam kehamilan ...................................       
5.      Pemeriksaan laboratorium pada hipertensi Kehamilan ...............      
C.  Kolesterol ..........................................................................................     
1.      Definisi kolesterol .......................................................................   
2.      Metabolisme lemak .....................................................................   
3.      Patofisiologi kolesterol pada hipertensi ......................................   
4.      Peningkatan kolesterol pada ibu hamil .......................................   
D. Anggapan Dasar ................................................................................   
BAB III    METODOLOGI PENELITIAN
A. M etode penelitian .............................................................................   
B.  Prosedur kerja ...................................................................................   
C.  Instrumen ..........................................................................................   
D. Bahan ................................................................................................   
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
Tabel 3. 2 Bahan-bahan yang digunakan   
Tabel 4. 1 Data hasil control
Tabel 4. 2 Data hasil pemeriksaan 
DAFTAR LAMPIRAN

Data penunjang (kuisioner)
Data penunjang hasil kuisioner
Gambar 1 Reagen Kolesterol
Gambar 2 Control Serum
Gambar 3 Clinifet dan Tip
Gambar 4 Sentrifuge
Gambar 5 Fotometer (Technicon RA-XT)
Gambar 6 Tempat Tabung Sampel
Gambar 7 Tabung Reagen

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi baru dan proteinuria terukur (quan tiped proteinuria) yang terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih yang menghilang setelah melahirkan. Terdapat hipotesis mengenai penyebab hipertensi dalam kehamilan termasuk peran stres oksidatif, inflamasi, maladaptasi sirkulasi, kelainan humoral, mineral, atau metabolik (Rahajuningsih.D.S, 2008 : 82).
Hipertensi dalam kehamilan merupakan penyulit kehamilan dan salah satu penyebab kematian utama baik bagi ibu maupun bayinya. Di Indonesia mortalitas dan morbiditas akibat hipertensi dalam kehamilan masih cukup tinggi sekitar 5 - 15 % penyulit kehamilan. Hal ini disebabkan karena persalinan di Indonesia masih banyak ditangani oleh petugas non medik dan sistem rujukan ibu hamil yang belum sempurna (Sarwono prawirohardjo, 2008 : 531).
Secara tradisi diagnosis hipertensi dalam kehamilan ditegakkan bila seseorang wanita hamil menunjukkan triad : hipertensi, proteinuria, dan edema setelah kehamilan 20 minggu, akhir trimester II dan awal trimester III (Rahajuningsih.D.S, 2008 : 82).
Hipertensi secara umum didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah diastolik dan sistolik. Tekanan diastolik menggambarkan resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik menggambarkan besaran curah jantung. Berbagai penyebab hipertensi antara lain penyakit ginjal, kelainan kelenjar adrenal, hipertensi yang diinduksi kehamilan dan juga peningkatan kadar kolesterol darah (kasim R, dkk, 2008 : 56).
Peningkatan kadar kolesterol darah dapat menyebabkan hipertensi karena kolesterol yang berlebih dalam darah akan melekat pada dinding pembuluh darah arteri sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan arteri (Badruzzaman, hipertensi, stroke, jantung koroner, bias sembuh permanen, www.isfinational.or.id 24 januari 2010).
Peningkatan kolesterol sendiri dapat disebabkan karena mengkonsumsi terlalu banyak lemak jenuh, seperti makanan yang banyak mengandung lemak, kelebihan berat badan, tingkat aktifitas atau kekurangan gerak fisik, merokok, dan terlalu banyak asupan alkohol (wsp, artikel hipokolesterolemia, www.ebahana.com 21 oktober 2009).
Oleh karena itu wanita hamil yang kolesterolnya tinggi dapat menyebabkan hipertensi dalam kehamilan, keadaan ini apabila tidak dikontrol dapat membahayakan pada ibu dan bayinya, kelahiran prematur, dan juga meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung (keperawatan medikal bedah, www.nazran.wordpress.com 24 april 2009 23 : 21 am).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penlitian tentang gambaran kadar kolesterol total pada wanita hamil trimester II yang mengalami hipertensi.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah yaitu : Bagaimana gambaran kadar kolsterol total pada wanita hamil trimester II yang mengalami hipertensi ?

C.    Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini digunakan 30 serum pasien wanita hamil yang mengalami hipertensi pada trimester II dengan usia 20 – 40 tahun.

D.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar kolesterol total pada wanita hamil trimester II yang mengalami hipertensi.

E.     Manfaat penelitian
Kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kadar kolesterol total pada wanita hamil trimester II yang mengalami hipertensi.
2.      Bagi para klinis dapat digunakan sebagai pemantauan kadar kolesterol pada ibu hamil yang mengalami hipertensi.
3.      Sebagai informasi pada ibu hamil yang mengalami hipertensi agar memeriksa kadar kolesterol lebih lanjut pada masa trimester II.

F.     Waktu Dan Tempat Penelitian
1.      Waktu penelitian   : Disesuaikan
2.      Tempat penelitian : Laboratorium RSUD Tasikmalaya 

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    KEHAMILAN
1.      Definisi kehamilan
Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh didalam rahim ibu selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin seusia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan (Sarwono prawirohardjo, 16 : 2002).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. lama hamil normal adalah 280 hari  (40 minggu atau 9 bulun 7 hari) di hitung dari haid pertama haid terakhir (di mulai dari konsepsi) sampai 6 bulan , triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan (Saifudin, 2002 : 33).
Proses terjadinya kehamilan karena bertemunya sel telur dan sel sperma maka terjadilah pembuahan (Mouchtar, 1998 : 54).

2.      Perubahan yang terjadi pada wanit hamil
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh, kebanyakan perubahan ini akan menghilang setelah persalinan, perubahan fisik yang terjadi yaitu :

a.       Perubahan jantung dan pembuluh darah
Selama kehamilan jumlah darah yang di pompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) meningkat sampai 30-50 %. Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai puncakanya pada kehamilan 16-28 minggu. Karena curah jantung meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningkat (dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit).
Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena rahim yang membesar menekan vena yang membawa darah dari tungkai ke jantung. Selama persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30% setelah persalinan curah jantung menurun sampai 15-25% diatas batas kehamilan lalu secara perlahan kembali kebatas kehamilan.
Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim. Karena janin terus tumbuh, maka darah lebih banyak dikirim ke rahim ibu.
Selama kehamilan, volume darah dalam peredaran meningkat sampai 50%, tetapi jumlah sel darah merah yang mengangkut oksigen hanya meningkat sebesar 25-30 %. Untuk alasan yang belum jelas, sel darah putih (yang berfungsi melindungi tubuh terhadap infeksi) selama kehamilan pada saat persalinan dan beberapa hari setelah persalinan.
b.      Perubahan ginjal
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50 %), yang puncaknya terjadi pada kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).
Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wantia hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka ingin mencoba untuk berbaring atau tidur.
Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya yang meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung.
c.       Perubahan paru-paru
Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan untuk janin.
Lingkaran dada wanita hamil agak membesar, karena lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan persial akibat kongesti ini. Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah.
d.      Perubahan sistem pencernaan
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga menjadi sembelit (konstipasi). Sembelit semakin berat karena gerak otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar pregosteron.
Wanita hamil sering mengalami hartburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali kekrongkongan. Ulfus gastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan kembali karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit (Varney, 1997:134).
e.       Perubahan kulit
Melasma adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu. Sedangkan di perut bagian tengah biasanya tampak garis gelap. 
Spider angloma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran sperti laba-laba) bisa muncul di kulit, biasanya di atas pinggang. Sedangkan pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis seringkali tampak di tungkai bawah.
f.       Perubahan hormon
Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh. Plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh dalam mempertahankan kehamilan. Hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta adalah HCG, yang berperan mencegah ovulasi dan merangsang pembentukan estrogen serta progesteron oleh ovarium untuk mempertahankan kehamilan.
Plasenta juga menghasilkan melanocyte-stimulating hormon yang menyebabkan kulit berwarna lebih gelap dan hormon yang menyebabkan peningkatan kadar hormon adrenal di dalam darah. Peningkatan kadar hormon ini kemungkinan menyebabkan tanda peregangan berwarna pink pada kulit perut (Sweet BR, 1997 : 178).

3.      Faktor risiko pada ibu hamil
Faktor risiko, pada seorang ibu hamil sebagai masalah kesehatan adalah suatu keadaan atau ciri tertentu pada seorang atau suatu kelompok ibu hamil yang dapat menyebabkan risiko/bahaya kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan. Dapat merupakan suatu mata rantai dalam proses yang merugikan, mengakibatkan kematian /kesakitan /kecacatan / ketidaknyamanan /ketidakpuasan pada ibu /janin.   
Kelompok faktor risiko, berdasarkan kapan ditemukan, cara pengenalan, dan sifat risikonya, faktor risiko dikelompokan dalam 3 kelompok FR. I, II, dan III yaitu :
a.       Kelompok faktor risiko I : Ada-Potensi-Gawat-Obstetrik/APGO dengan 7 terlalu dan 3 pernah. Tujuh terlau adalah primi muda, primi tua, primi tua skunder, umur ≥ 35 tahun, grande multi, anak terkecil umur < 2 tahun, tinggi badan rendah ≤ 145 cm dan 3 pernah adalah riwayat obsterti jelek, persalinan lalu mengalami perdarahan pascapersalinan dengan infus/transfusi, uri manual, tindakan pervaginam, bekas operasi sesar. FR ini mudah ditemukan pada kontak 1- hamil muda oleh siapa pun ibu sendiri, suami, keluarga, tenaga kesehatan dan PKK, dukun, melalui, tanya jawab dan periksa pandang. Ibu risiko tinggi dengan kelompok FR I ini selama hamil sehat, membutuhkan KIE pada tiap kontak berulang kali mengenai kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan. Contoh : kasus ibu tinggi badan ≤ 145 cm, ada dugaan dispropporsi kepala panggul, terjadi persalinan sulit, atau macet.
b.      Kelompok FR II : Ada-Gawat-ObstetriAGO-penyakit ibu, preeklampsia ringan, hamil kembar, hidrammion, hamil serotinus, IUFD, letak sungsang, dan letak lintang. Ibu AGO dengan FR yang kebanyakan timbul pada umur kehamilan lebih lanjut, risiko terjadi komplikasi persalinan lebih besar, membutuhkan KIE berulang kali agar peduli sepakat melakukan rujukan terencana ke pusat rujukan.
c.       Kelompok FR III Ada-Gawat-Darurat-Obstetrik/AGDO : perdarahan antepatrum dan preeklampsia berat/eklampsia. Ibu AGDO dalam kondisi yang berlangsung dapat mengancam nyawa ibu/janin, harus segera dirujuk tepat waktu (RTW) ke rumah sakit dalam upaya menyelamatkan ibu/bayi baru lahir (Sarwono Prawirohardjo, 2008, 29-30).    
 
B.     Hipertensi dalam kehamilan   
Hipertensi ialah tekanan darah diastolik paling rendah 90 mmHg atau tekanan sistolik paling rendah 140 mmHg atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih dan kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg atau lebih. Pengukuran tekanan darah ini harus dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali dengan selang waktu 6 jam atau lebih.
 Hipertensi dalam kehamilan merupakan komplikasi kehamilan dan sebagai salah satu dari trias komplikasi, yang tetap merupakan penyebab kematian ibu. Hipertensi dalam kehamilan, malahan dianggap sebagai penyebab kematian dan morbiditas perinatal yang tinggi. Bagaimana kehamilan sendiri dapat menyebabkan atau memperberat penyakit hipertensi vaskuler (hypertensive vascular disease) dengan komplikasi-komplikasinya, masih belum diketahui dengan jelas walaupun telah puluhan tahun dilakukan penelitian yang itensif. Penyakit ini tetap merupakan salah satu masalah penting yang belum terpecahkan (R.Hariadi, 1991 : 609).
1.      Derajat beratnya hipertensi akibat kehamilan
Derajat beratnya hipertensi akibat kehamilan terdiri dari etologi primer dan skunder yaitu :
a.       Etologi primer
1)      Obesitas
2)      Hipertensi
3)      Preeklampsia dan eklampsia
4)      Retensi natrium dan air
5)      Merokok
6)      Sensitive terhadap agiostensin
7)      Hiperkolesterolemia
8)      Emosi labil
b.      Etologi skunder
1)      Penyakit kelenjar adrenal
2)      Penyakit ginjal kronik/akut
3)      Toksemi gravidarum (PIH) : PER, PEB
4)      PTIK (peningkatan tekanan intrakanial)
5)      Kontrasepsi (Gunawan, lany, 2001 : 18)  
2.      Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan
Klasifikasi yang dipakai di Indonesia adalah berdasarkan Report of the National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy tahun 2001, ialah :
a.       Hipertensi kronik
Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.
b.      Preeklampsia-eklampsia
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuri. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai dengan kejang-kejang dan atau koma
c.       Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
Hipertensi kronik dengan superimposed preeclampsia adalah hipertensi kronik di sertai tanda-tanda preeklampsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria
d.      Hipertensi gestasional
Hipertensi gestasional (disebut juga transient hypertension) adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau kehamilan dengan tanda-tanda pre-eklampsia tetapi tanpa proteinuria.
3.      Faktor risiko hipertensi dalam kehamilan
Terdapat banyak faktor resiko untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yang dapat dikelompokkan dalam faktor risiko sebagai berikut:
a.       Primigravida, primipaternitas
b.      Hiperplasentosis, misalnya: mola hidatidosa, kehamilan multiple, diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar
c.       Umur yang ekstrim
d.      Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia
e.       Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
f.       Obesitas
4.      Patofisiologi hipertensi dalam kehamilan
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hinga kini belum diketahui dengan jelas. Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak ada satu pun teori tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori-teori yang sekarang banyak dianut adalah :
a.       Teori kelainan vaskularisasi plasenta
Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua pembuluh darah tersbut menembus miometrium berupa arteri arkuarta dan arteri arkuarta memberi cabang arteri radialis. Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis dan arteri basalis memberi cabang arteri spiralis. Pada hamil normal, dengan sebab yang belum jelas, terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot arteri spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis.
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan vasodilitas. Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami vasokontraksi, dan terjadi kegagalan “ remodeling arteri spiralis ”, sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadilah hipoksia dan iskemi plasenta. Dampak iskemi plasenta akan menimbulkan perubahan-perubahan yang dapat menjelaskan patogenesis hipertensi dalam kehamilan selanjutnya.
b.      Teori iskemi plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
1)      Iskemi plasenta dan pembentukan oksidan/radikal bebas
Plasenta yang mengalami iskemi dan hipoksia akan menghasilkan oksidan (disebut juga radikal bebas). Oksidan atau radikal bebas adalah senyawa penerima elektron atau atom/molekul yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan.   
Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta iskemi adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel pembuluh darah. Sebenarnya produksi oksidan pada manusia adalah suatu proses normal, karena oksidan memang dibutuhkan untuk perlindungan tubuh. Adanya radikal hidroksil dalam darah mungkin dahulu dianggap sebagai bahan toksin yang beredar dalam darah, maka dulu hipertensi dalam kehamilan disebut “toxaemia”.
Radikal hidroksil akan merusak membran sel, yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan merusak membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein sel endotel. Produksi iksidan (radikal bebas) dalam tubuh yang bersifat toksis, selalu diimbangi dengan produksi antioksidan.
2)      Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam kehamilan
Pada hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa kadar oksidan, khususnya peroksida lemak meningkat, sedangkan antioksidan, misalnya vitamin E pada hipertensi dalam kehamilan menurun, sehingga terjadi dominasi kadar oksidan peroksida lemak yang relative tinggi. 
Peroksida lemak sebagai oksidan/radikal bebas yang sangat toksis ini akan beredar di seluruh tubuh dalam aliran darah akan merusak membrane sel endotel.
Membran sel endotel lebih mudah mengalami kerusakan oleh peroksida lemak, karena letaknya langsung berhubungan dengan aliran darah dan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh sangat rentang terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan berubah menjadi peroksida lemak.
3)      Disfungsi sel endotel
Terjadi kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel endotel. Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi sel endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan ini disebut “disfungsi sel endotel” (endothelial dysfungction).
c.       Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
Dugaan bahwa faktor imunologik berperan terhadap terjadinya hipertensi dalam kehamilan terbukti dengan fakta sbagai berikut :
1)      Primigravida mempunyai risiko lebih besar terjadinya hiprtensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan multigravida.
2)      Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai risiko lebih besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan suami yang sebelumnya.
3)      Seks oral mempunyai risiko lebih rendah terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Lamanya periode hubungan seks sampai saat kehamilan ialah makin lama periode ini, maka kecil terjadinya hipertensi dalam kehamilan
d.      Teori adaptasi kardiovaskularori genetic
Pada hipertensi kehamilan kehilangan daya refakter terhadap bahan vasokonstriktor. Dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya daya refakter pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang sehingga pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor. Peningkatan kepekaan pada kehamilan yang akan menjadi hipertensi dalam kehamilan, sudah dapat ditemukan pada kehamilan dua puluh minggu. 
e.       Teori defisiensi gizi
Kekurangan defisiensi gizi bereperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Seperti mengkonsumsi minyak ikan, termasuk minyak hati halibut, dapat mengurangi risiko preeklampsia.     
Minyak ikan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh yang dapat menghambat produksi tromboksan, menghambat aktivitas trombosit, dan mencegah vasokonstraksi pembuluh darah.
f.       Teori inflamasi
Lepasnya debris trofoblas di dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses inflamsi. Debris trofoblas plasenta berlebih mengakibatkan “aktivitas leukosit yang sangat tinggi” pada sirkulasi ibu. Pada hipertensi kehamilan plasenta melepaskan debris trofoblas, sebagai sisa-sisa proses apoptosis dan nekrotik trofoblas, akibat reaksi stress oksidatif.
5.      Pemeriksaan laboratorium pada hipertensi kehamilan     
Pemeriksaan laboratorium pada hipertensi kehamilan terdiri dari pemeriksaan khusus dan pemeriksaan rutin. Pemeriksaan khusus berupa pemeriksaan ECG (eko kardiografi), pemeriksaan mata, dan pemeriksaan USG ginjal. Pemeriksaan rutin berupa pemeriksaan hematologi, fungsi hati dan fungsi ginjal (Sarwono prawirohardjo, 2008, : 531-538).

C.    Kolesterol
1.      Definisi kolesterol
Kolesterol merupakan zat yang berguna untuk menjalankan fungsi tubuh. Kolesterol berasal dari lemak yang menghasilkan 9 kalori. Sementara itu, karbohidrat dari tepung dan gula hanya menghasilkan 4 kalori. Lemak yang termakan terdiri atas lemak jenuh dan lemak tak jenuh yang masing-masing dibutuhkan tubuh. Selain berguna untuk proses metabolism, kolesterol berguna membungkus jaringan saraf (mielin), melapisi selaput sel, dan pelarut vitamin pada Anak-anak, kolesterol dibutuhkan untuk mengembangkan jaringan otaknya. Kolesterol hanya diperoleh dari makanan yang terdapat pada hewan, seperti otak, jeroan, daging, dan kulit ayam (M.Sitanggang, 2003 : 23).

2.      Metabolisme lemak   
Sebagian besar lemak yang terdapat di dalam tubuh akan masuk ke dalam kategori asam lemak dan triasligliserol, gliserofosfolipid dan sfingolipid, eicosanoid, kolesterol, garam empedu, dan hormon steroid, serta vitamin larut lemak. Lemak-lemak ini memiliki fungsi dan struktur kimia yang sangat beragam. Namun, mereka memiliki satu sifat yang sama tidak larut dalam air.
Asam lemak, yang disimpan sebagai triasilgliserol, berfungsi sebagai bahan bakar dan merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Gliserofosfolipid dan sfingolipid, yang mengandung asam-asam lemak ester, ditemukan di membran dan dalam lipoprotein darah di antarmuka (interface) antara komponen lemak struktur-struktur tersebut dengan air di sekelilingnya. Lemak-lemak membran ini membentuk sawar hidrofoblik di antara kompartemen-kompartemen subseluler serta antara konstituten-konstituten sel dan lingkungan ekstrasel. Asam lemak polyunsaturated yang mengandung 20 karbon membentuk eikosanoid, lipid ini mengatur banyak proses di dalam sel.
Kolesterol berperan menstabilkan lapis ganda (bilayer) fosfolipid pada membran. Kolesterol berfungsi sebagai prekusor garam-garam empedu, senyawa mirip deterjen yang berfungsi dalam proses pencernaan dan penyerap lemak. kolesterol juga berfungsi sebagai prekusor hormon steroid yang memiliki banyak fungsi, termasuk mengatur metabolisme pertumbuhan dan reproduksi.
Vitamin larut lemak adalah lemak yang berperan dalam aneka ragam fungsi seperti penglihatan, pertumbuhan dan diferensiasi (vitamin A), pembekuan darah (vitamin K), pencegahan kerusakan oksidatif pada sel (vitamin E), dan metabolisme kalsium (vitamin D).
Triasligliserol, lemak terutama dalam makanan, terutama dicerna di dalam lumen usus. Produk-produk pencernaan tersebut diubah kembali menjadi triasligliserol di dalam sel epitel usus, yang lalu dikemas dalam lipoprotein yang dikenal sebagai klimikron, dan disekresikan ke dalam limfe. Akhirnya kilomikron masuk ke dalam darah dan berfungsi sebagai salah satu lipoprotein utama dalam darah.
Lipoprotein berdensitas sangat rendah (very low density lipoproteins VLDL) dibentuk di hati, terutama dari karbohidrat makanan. Lipogenesis merupakan proses perubahan glukosa menjadi asam lemak yang kemudian mengalami esterifikasi ke gliserol untuk membentuk triasilgliserol yang terkemas dalam VLDL dan disekresikan ke luar hati.
Triasilgliserol pada klimokron dan VLDL dicerna oleh lipoprotein lipase (LPL), suatu enzim yang melekat pada sel endotel kapiler. Asam-asam lemak yang dibebaskan kemudian diserap oleh otot dan jaringan lain untuk dioksidasi menjadi CO2 dan air untuk menghasilkan energi. Setelah makan, asam lemak ini diserap oleh jaringan adiposa dan disimpan sebagai triasilgliserol.

3.      Patofisiologi kolesterol pada hipertensi
Kolesterol merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Dibutuhkan untuk pembentukan hormon kortikoid, hormon testosteron pada laki-laki dan estrogen pada wanita, pemeliharaan jaringan syaraf, pembentuk vitamin D dan pada anak/bayi sangat dibutuhkan untuk perkembangan sel-sel otaknya. Tapi bila kadar lemak berlebih dalam darah, dapat menimbulkan atherosklerosis suatu proses pengapuran dan pengerasan dinding pembuluh darah yang disebabkan terutama penumpukan kolesterol didalamnya (Ross R, 1999 : 340)      
Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah kenaikan tekanan arteri melebihi normal dan tekanan itu bertahan. Tekanan darah tinggi yang bertahan lama merupakan salah satu faktor resiko penyakit kardiovaskuler yaitu salah satu penyebab arteriosklerosis. Arterisoklerosis adalah perubahan arteri karena pengerasan, hilangnya elastisitas dan penyempitan lumennya, walaupun penyebabnya belum pasti tapi salah satu faktor resiko adalah meningkatnya kadar lipid darah, terutama meningkatnya kadar kolesterol. Faktor resiko yang lain adalah merokok, dan diabetes (Septiwinaro.M, 1998 : 67).     
Tekanan darah meningkat bila volume menit jantung meningkat atau pulsa. Volume jantung meningkat bila melakukan olahraga atau kerja berat dan akan kembali normal pada saat istirahat. Tekanan darah juga meningkat bila tekanan prifer meningkat. Tekanan perifer meningkat bila kadar kolesterol dalam darah meningkat atau atherosklerosis atau karena merokok. Tekanan perifer ini bisa bertahan lam. Tekanan darah yang bertahan lama merupakan salah satu penyebab atherosklerosis yang selanjutnya dapat terjadi serangan Apoplektik (terhentinya organ tertentu diotak), penyakit jantung koroner dan insufisiensi ginjal. Walaupun banyak yang mempengaruhi tekanan darah tinggi, salah satu penyebab tekanan darah tinggi adalah adanya endapan kolesterol di pembuluh darah jantung bagian dalam tidak rata. Diantara hubungan faktor resiko koroner kolesterol adalah yang fundamental. Salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Disamping karbohidrat, protein, vitamin dan mineral salah satu unsur yang harus ada dalam makanan sehari – hari adalah lemak/lipid, sebagai sumber energi lemak memberikan kalori yang paling tinggi (Badruzzaman, hipertensi, stroke, jantung koroner, bias sembuh permanen, www.isfinational.or.id 24 januari 2010).
Lemak yang dimakan mengalami pemecahan menjadi asam lemak bebas, trigliserida, fosfolipid dan kolesterol. Selama proses pencernaan dalam usus keempat unsur ini diikat oleh asam empedu menjadi bentuk kilomikron yang dapat diabsorbsi menuju hati. Di hati dipecah lagi menjadi trigliserida, kolesterol, fosfolipid dan asam lemak bebas.
Sebagian trigliserida akan ditumpuk dalam jaringan lemak dari kolesterol dibuang kedalam empedu sebagai asam empedu sebagai asam empedu. Sebagian akan berikatan dengan protein tertentu yang disebut dengan Apoprotein-B membentuk very low density lipoprotein (VLDL) kemudian VLDL oleh enzim lipoprotein diubah menjadi kolesterol low density lipoprotein (LDL). Makanan yang kita makan ada yang larut dalam air (karbohidrat) dan makanan yang tak larut dalam air dari lemak dan protein. Karbohidrat digunakan untuk menimbulkan energi, ampasnya dibuang melalui feses, sebagian disimpan didalam tubuh dan dapat dirubah menjadi Asetil-s-Co-Enzim-A yang dihati diubah menjadi kolesterol.
Makanan yang tidak larut berupa lemak (kolesterol dan trigliserida) digunakan untuk pembakaran dan pembentukan hormon dll. Sisa dari lemak dengan bantuan empedu dirubah menjadi Asetil-s-Co-Enzim-A dan oleh hati dirubah jadi kolesterol. Ampasnya dibuang menjadi feses. Makanan yang berbentuk protein digunakan untuk pergantian sel yang rusak, sisanya diubah oleh tubuh menjadi ureum, kreatinin dan asam urat yang dibuang melalui urine (Subanda, 2001, 23 : 47).
Kolesterol LDL yang berlebih dalam darah akan mudah melekat pada dinding sebelah dalam dari pembuluh darah menumpuk perlahan-lahan hingga menyebabkan lumen (rongga) pembuluh darah menyempit dan menghalangi aliran darah. Ikatan lain dari  Asetil-s-Co-Enzim-A atau Apoprotein A, akan membentuk kolesterol HDL yang mempunyai fungsi berlawanan dengan LDL. Kolesterol LDL yang menempel dipembuluh darah dan menghantarkanya kehati untuk dimetabolisme lagi. LDL dan HDL berada pada keseimbangan yang dinamik. Tapi dalam hal tertentu dapat terjadi ketidakseimbangan dimana LDL cenderung tinggi dan kelebihan ini yang menempel pada dinding pembuluh darah (Badruzzaman, hipertensi, stroke, jantung koroner, bias sembuh permanen, www.isfinational.or.id 24 januari 2010).

4.      Peningkatan kolesterol pada ibu hamil
Peningkatan kadar kolesterol darah akan menyebabkan hipertensi karena kolesterol yang berlebih dalam darah akan melekat pada dinding pembuluh darah arteri sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan arteri (Badruzzaman, hipertensi, stroke, jantung koroner, bias sembuh permanen, www.isfinational.or.id 24 januari 2010). 
Peningkatan kolesterol sendiri dapat disebabkan karena mengonsumsi terlalu banyak lemak jenuh, seperti makanan yang banyak mengandung lemak, kelebihan berat badan, tingkat aktifitas atau kekurangan gerak fisik, merokok, dan terlalu banyak asupan alkohol (Wibowo Rusmawan, 2004 : 28).
Pada ibu hamil yang kolesterolnya tinggi dapat menyebabkan preeklampsia selama kehamilan jika tidak dikontrol dapat membahayakan pada ibu dan bayinya, mengakibatkan kelahiran prematur dan juga meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung (Keperawatan medikal bedah, www.nazran.wordpress.com 24 april 2009. 23:21 am).
Preeklampsia adalah penyulit kehamilan yang akut. Preeklampsia dapat disebabkan karena kekurangan aliran darah menuju ginjal, kadar air yang terlalu tinggi, aliran darah dari ibu ke plasenta berkurang sehingga jumlah makanan yang dibutuhkan janin berkurang, adanya hipertensi, kadar kolesterol yang tinggi, sakit ginjal, faktor gentik, proteinuria, edema, dan obesitas. Preeklampsia juga meningkatkan terjadinya kelahiran prematur (mama-tips, pre-eklampsia, www.sayyestoasis.com juni 2009).

D.    Anggapan dasar  
Hipertensi ialah tekanan darah diastolik paling rendah 90 mmHg atau tekanan sistolik paling rendah 140 mmHg. sistolik terjadi pada saat jantung menguncup sementara tekanan diastolik pada saat jantung mengembang. Penyebab hipertensi anatara lain bertambahnya jumlah darah yang dipompa ke jantung, penyakit ginjal, kelenjar adrenal, hipertensi yang diinduksi kehamilan dan peningkatan kadar kolesterol darah (R.Hariadi, 1999:609).
Hipertensi dalam kehamilan dideteksi umunya pada trimester II, hal ini disebabkan karena peningkatan reaktivitas vaskuler yang terjadi  pada rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika (Sarwono Prawirohardjo, 2008 : 537-538).   
Kandungan kadar kolesterol yang berlebih dalam darah dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan  akibatnya tekanan darah meningkat.
Peningkatan kolesterol darah pada wanita hamil dapat menyebabkan hipertensi dalam kehamilan bila tidak dikontrol dapat membahayakan pada ibu dan bayinya 

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

  1. Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah metoda deskriptif dan studi literatur. Untuk pengambilan sampel di ambil langsung serta mengukur tekanan darahnya

  1. Prosedur kerja
1.      Prinsip pemeriksaan : Cholesterin ester + H2O → cholesterol esterase : cholesterol + fatty acids, cholesterol + O2 → cholesterol oxidase : cholesterol – 3 →H2O2,2H2O2 + phenol + 4 – amiuantieyrine → beroxidase : qulneolmineaye + 4 H2O
2.      Metode : Enzimatik
3.      Prinsip alat : Sejumlah sinar yang diserap dikalkulasikan secara otomatis dan bergantung dari metode pemeriksaan yang telah terperogram pada alat pengolahan data (CPU)
4.      Prosedur pemeriksaan
a.       Pengambilan vena
1)      Tentukan letak vena yang akan diambil      
2)      Pasang tourniquet, kepalkan tangan pasien
3)      Bersihkan kulit diatas vena yang akan diambil dengan kapas alkohol 70% biarkan kering
4)      Tusuk vena yang akan diambil dengan posisi spuit ± 30º dari permukaan kulit sampai ujung jarum masuk kedalam lumen (rongga) vena
5)      Lepaskan atau renggangkan pembendungan dan perlahan-lahan tarik pengisap semperit sampai jumlah yang dikehendaki di dapat
6)      Tourniquet dibuka, simpan kapas di atas bagian yang ditusuk
7)      Dengan perlahan-lahan jarum ditarik dari vena pasien
(Gandasoebrata, R,2001 : 7).
b.      Cara memperoleh serum
1)      Darah yang telah didapatkan didiamkan selama 15-30 menit
2)      Sentrifuge selama 20 menit dengan kecepatan 3000 rpm
3)      Serum yang telah terpisah di pipet dengan clinipet untuk dilakukan pemeriksaan (Gandasoebrata, R, 1985 : 61).
c.       Prosedur tetap operasional alat
Alat ini bekerja untuk multiparameter pada sampel yang sama, sampel yang digunakan sebanyak 100 µl kemudian proses selanjutnya dilakukan oleh alat RA-XT, prosedurnya :    
1)      Tekan switch on
2)      Tutup disket
3)      Isi jam dan tanggal
4)      Load reagent tray 1 – enter
5)      Alat akan ready setelah 30 menit, sambil menunggu dapat mempersiapkan reagen dan sampel dalam keadaan darurat kalau atal sudah panas
6)      Master menu – start up – by pass warm up
7)      Dark curent dan air filter reading
8)      Master menu – start up – dark current – air filter reading 
9)      Scan cuvet
10)  Master menu – operate – scan cuvet – 1 – enter
11)   Prime peri
12)  Master menu – operate – scan cuvet – 1 – enter
13)  Function – manual Id – isi nomor – enterexit – isi parameter – enter – 01 – 02 – function – manual Id – isi nomor – enterexit – isi parameter – dan seterusnya
14)  Running sampel
15)  Master menuoperaterunenter   
16)  Mematikan alat
Reaction try diangkat – sampel dan reagen angkat – buka disket – switch off.
Apabila muncul “RT-full” dikanan monitor ditunggu sampai alarm berbunyi tekan tombol alarm – reset, keluarkan cuvet.
5.      Nilai normal : 200 mg/dl (Spinreact)
  1. Instrumen
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 :
Tebel 3.1
Alat yang digunakan untuk penelitian

No
Nama alat
Spesifikasi
Jumlah
1
Centrifuge
Macrocentrifuge
1 buah
2
Clinipet
10 µl
1000 µl
1 buah
3
Disposvole syringe
3 ml
20 buah
4
Fotometer
Technicon RA-XT
1 buah
5
Rak tabung reaksi
12 lubang
1 buah
6
Tabung reaksi
10 ml
40 buah
7
Tip clinipet
Kuning
Biru
20 buah
1 buah
8
Torniquet
-
1 buah

  1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2
Bahan yang digunakan untuk penelitian

No
Nama bahan
Spesifikasi
Jumlah
1
Alkohol
70 %
Secukupnya
2
Kapas
-
Secukupnya
3
Reagen kolesterol
Biocon
@ 60 µl
4
Sampel
Serum
@ 60 µl
5
Kontrol serum
Spintrol H 3567
@ 60 µl
6
Tisu
-
Secukupnya
7
Aquadest
-
Secukupnya



BAB IV
HASIL PENELITIAN

A.    Hasil control
Data hasil kontrol menggunakan serum kontrol Spintrol H normal No.Lot 3569. Dari rentang nilai untuk pemeriksaan kolesterol total 83,8 – 102.2 mg/dl
Tabel 4.1
Data hasil control

Tanggal
Bahan
Spesifikasi
Hasil
29-01-10
Serum kontrol
Spintrol “H3569”
97 mg/dl
31-01-10
Serum kontrol
Spintrol “H3569”
90 mg/dl
02-06-10
Serum kontrol
Spintrol “H3569”
92 mg/dl
03-06-10
Serum kontrol
Spintrol “H3569”
93 mg/dl

Berdasarkan dari data diatas hasil berada dalam rentang normal, hal ini menunjukan alat dalam keadaan baik dan siap untuk melakukan pemeriksaan sampel

B.     Hasil penelitian
Berdasarkan hasil data pemeriksaan dari 30 sampel ibu hamil trimester II yang mengalami hipertensi di daerah kota tasikmalaya dapat diketahui kadar kolesterol total sbb :

Tabel 4.2
Data hasil pemeriksaan

No
Nama
Alamat
Umur
Kehamilan
Tekanan darah sistol/diastol
Hasil Lab (Kolesterol)
1
Ny A
Negla
33 Tahun
20 Minggu
160/100
251 mg/dl
2
Ny B
Negla
28 Tahun
22 Minggu
150/100
223 mg/dl
3
Ny C
Negla
23 Tahun
20 Minggu
170/110
183 mg/dl
4
Ny D
Negla
21 Tahun
18 Minggu
140/100
200 mg/dl
5
Ny E
Cibeureum
33 Tahun
16 Minggu
160/100
185 mg/dl
6
Ny F
Cibeureum
25 Tahun
20 minggu
170/100
181 mg/dl
7
Ny G
Cibeureum
39 Tahun
18 Minggu
150/100
178 mg/dl
8
Ny H
Padayungan
40 Tahun
23 Minggu
170/100
185 mg/dl
9
Ny I
Padayungan
27 Tahun
19 Minggu
150/100
203 mg/dl
10
Ny J
Padayungan
29 Tahun
21 Minggu
140/110
201 mg/dl
11
Ny K
Cilolohan
21 Tahun
19 Minggu
140/100
214 mg/dl
12
Ny L
Cilolohan
21 Tahun
20 Minggu
150/100
156 mg/dl
13
Ny M
Cilolohan
30 Tahun
22 Minggu
160/100
237 mg/dl
14
Ny N
Gunung roay
32 Tahun
23 Minggu
160/100
166 mg/dl
15
Ny O
Dadaha
23 Tahun
23 Minggu
140/100
203 mg/dl
16
Ny P
Dadaha
28 Tahun
17 Minggu
170/100
170 mg/dl
17
Ny Q
Cikunteun
20 Tahun
20 Minggu
140/100
129 mg/dl
18
Ny R
Sindanggalih
24 Tahun
19 Minggu
150/100
236 mg/dl
19
Ny S
Sindanggalih
35 Tahun
20 Minggu
160/100
213 mg/dl
20
Ny T
Gobras
28 Tahun
16 Minggu
140/100
212 mg/dl
21
Ny U
Gobras
27 Tahun
22 Minggu
160/100
203 mg/dl
22
Ny V
Gobras
29 Tahun
23 Minggu
140/110
228 mg/dl
23
Ny W
Ciwaas
21 Tahun
20 Minggu
150/100
217 mg/dl
24
Ny X
Cikalang
34 Tahun
23 Minggu
150/100
167 mg/dl
25
Ny Y
Cikalang
30 Tahun
19 Minggu
170/100
191 mg/dl
26
Ny Z
Lewi munding
26 Tahun
18 Minggu
140/100
177 mg/dl
27
Ny AA
Mangkubumi
26 Tahun
20 Minggu
140/100
197 mg/dl
28
Ny AB
Mangkubumi
20 Tahun
17 Minggu
170/100
139 mg/dl
29
Ny AC
Pancasila
30 Tahun
18 Minggu
150/100
209 mg/dl
30
Ny AD
Cihideung
27 Tahun
20 Minggu
140/100
201 mg/dl

a.       Pengolahan Data
Berdasarkan hasil pengamatan diatas, maka didapat data sebagai berikut :
Rumus Perhitungan Persentase
      c
p  =   —   ´ 100 %
                                 n

     Keterangan :   p = Persentase
                              c = Jumlah sampel yang dihitung
                              n = Jumlah total sampel

    (Sudjana, 1996 : 205)
b.      Persentase kadar kolesterol total yang normal
Diketahui :      c = 7
                                          n = 30
                                    c
p                    =   —   ´ 100 %
                              n

                 15
p                    =   —   ´ 100 %
           30
        
                              =  50 %
c.       Persentase kadar kolesterol total yang tidak normal
Diketahui :      c = 7
                                          n = 20

                                    c
p                    =   —   ´ 100 %
                              n

                                   15
p                    =   —   ´ 100 %
                             30
             
                              = 50 % 

BAB V
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, gambaran kadar kolesterol total pada wanita hamil trimester II yang mengalami hipertensi, di peroleh sampel sebanyak 30 orang wanita hamil dengan masa kehamilannya 16-23 minggu yang mengalami hiprtensi dari usia 20-35 tahun di daerah kota Tasikmalaya.
Selama penelitian yang dilakukan di RSUD Tasikmalaya didapat 15 orang (50 %) yang mengalami peningkatan kadar kolesterol total dengan nilai rata-rata peningkatan kadar kolesterol total 217 mg/dl. Dan 15 orang (50 %) yang kadar kolesterol totalnya normal dengan nilai rata-rata kadar kolesterol 173 mg/dl
Berdasarkan data penelitian Dari 15 sampel (50 %) yang mengalami peningkatan kadar kolesterol total, hal tersebut berhubungan dengan beberapa faktor diantaranya kelebihan berat badan, kurangnya berolah raga, perokok dan mengkonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung lemak, karena hal tersebut merupakan salah satu faktor resiko terjadinya peningkatan kadar kolesterol di dalam darah.
Sedangkan 15 sampel (50 %) yang kolesterolnya normal disebabkan karena faktor-faktor lain diantaranya tidak terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak, hipertensi yang timbul akibat faktor keturunan dan hipertensi yang ada sebelum kehamilan. Oleh karena itu hipertensi dalam kehamilan bukan hanya disebabkan oleh peningkatan kadar kolestrol tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain. 

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan gambaran kadar kolesterol total pada ibu hamil trimester II yang mengalami hipertensi di daerah kota Tasikmalaya setelah dialakukan pemeriksaan di RSUD tasikmalaya dari sampel sebanyak 30 orang maka didapat :
1.      15 wanita hamil (50 %) dengan kadar kolesterol total tinggi (> 200 mg/dl) dengan nilai peningkatan kadar kolesterol total rata-rata 217 mg/dl
2.      15 wanita hamil (50 %) dengan kolesterol total normal (< 200 mg) dengan nilai rata-rata kolesterol 173 mg/dl

B.     Saran
Setelah dilakukan penelitian diketahui bahwa kadar kolesterol total pada serum wanita hamil trimester II yang mengalami hipertensi dapat meningkat, oleh karena itu dianjurkan agar :
1.      Konsultasikan secara rutin dengan dokter supaya mengurangi risiko timbulnya berbagai penyakit.
2.      Pola makan yang teratur yaitu mengurangi makanan yang banyak mengandung lemak atau kolesterol
3.      Sering berolahraga dan tidak merokok,     
DAFTAR  PUSTAKA

Dharma S, Rahajuningsih. Pendidikan berkesinambungan patologi klinik. Departemen patologi klinik fakultas kedokteran universitas Indonesia : Jakarta, 2008.

DR. Badruzzaman, dipl. EA, apt. Hipertensi, Stroke, Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen, www.isfinational.or.id 24 januari 2010.  

Gandasoebrata, R, Penuntun Laboratorium Klinik. Diana Rakyat : Jakarta, 2001
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi. Penerbit Kanisius : Yogyakarta, 2001

Keperawatan medikal bedah, www.nazran.wordpress.com 24 april 2009. 23 : 21 am

Kasim R., Antono D, Alwi I, Saharman L, Makmun LH, Pangabean MM, dkk. Prosiding Simposium Holistic kardiovaskuler VII. Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta, 2008

Mama-tips, pre-eklampsia, www.sayyestoasi.com, juni 2009
Mouchtar, Buku asuhan antenatal. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta, 1998

M. Sitanggang. Memahami Hubungan angkak dan kolesterol. Departenmen Kesehatan : Jakarta, 2003

Prof.dr.R.Hariadi, obstetrik Williams. Air langga university pres edisi 17, Cet. Ke 1 : Surabaya 1991

Ross R. 1999. Atherosclerosis and inflammatory disease. New Engl J Med : 1999

Saifuddin, Abdul B. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta, 2002

Sarwono Prawirohardjo, dkk. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Edisi 4, Cetakan. 1 : Jakarta, 2008

Sarwono prawirohardjo, dkk. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Edisi 3, Cetakan. 6 : Jakarta, 2002

Septiwinaro.M. faktor-faktor risiko hipertensi. Balai Utama Agro.M : Jakarta  1998

Subanda. Metabolisme Lemak Dalam Tubuh. PT Gramedia Utama : Jakarta 2001
Sweet BR 1997 Mayes midwifery BA2 Departemen Kesehatan : Jakarta, 1997
Varney, Varney’s Midwifevery. ( BU 1 ) : Jakarta, 1997
Wibowo Rusmawan. Diet bebas lemak dalam tubuh. Departemen Kesehatan : Jakarta 2000

Wsp, artikel hipokolesterolemia, www.ebahana.com 21 oktober, 2009

DATA PENUNJANG (KUISIONER)

Nama                           :………………….
Umur                           :………………….
Umur kehamilan          :………………….
Alamat                        :………………….
Berat badan                 :………………….
Tekanan darah             :………………….
1.      Apakah anda mengalami tekanan darah tinggi ?
a.       Ya
b.      Tidak
2.      Apakah anda mengalami tekanan darah tinggi pada saat kehamilan atau sebelum kehamilan ?
a.       Pada saat kehamilan
b.      Sebelum kehamilan
3.      Apakah ada anggota keluarga yang mengalami tekanan darah tinggi ?
a.     ada
b.    Tidak ada
4.      Pada kehamilan anak keberapa anda mengalami tekanan darah tinggi ?
a.    Kehamilan Kurang dari dua
b.    Kehamilan ke Dua
c.    Kehamilan Lebih dari dua
5.      Berapa tekanan darah anda sebelumnya ?
Tekanan darah : Sistolik…………….?
                             Diastolik…………..?
6.      Berapa berat badan anda ?
7.      Apakah selama kehamilan anda sering berolahraga ?
a.       Ya
b.      Tidak
8.      Apakah anda perokok ?
a.       Ya
b.      Tidak
9.      Makanan apa saja yang sering anda konsumsi selama kehamilan ?
a.       makanan yang banyak mengandung lemak
b.      makanan yang banyak mengandung protein
c.       makanan yang banyak mengandung garam
d.      makanan yang banyak mengandung karbohidrat




                    
                                    













Tidak ada komentar:

Posting Komentar