GAMBARAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA WANITA HAMIL TRIMESTER II YANG
MENGALAMI HIPERTENSI
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan Untuk Melengkapi
Tugas-tugas dan Memenuhi
Syarat-syarat Mencapai Jenjang
Pendidikan
Diploma III Analis Kesehatan
Oleh:
Gaara Maulana, Amd. AK
20107032
PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2010
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya tulis ini telah disetujui untuk diujikan pada
Sidang Karya Tulis Pendidikan Tinggi Diploma III Analis Kesehatan STIKes Bakti
Tunas Husada Tasikmalaya.
Tasikmalaya, Juli 2010
Disetujui,
Pembimbing
Utama Pembimbing
Teknis
dr.
Dewi Kania, Sp. PK Drs. Rudy Hidana, M.Pd
ABSTRAK
Telah
dilakukan penelitian tentang gambaran kadar kolesterol total pada wanita hamil
trimester II yang mengalami hipertensi di daerah kota Tasikmalaya, yang dilakukan di RSUD
Tasikmalaya pada tanggal 29-3 juni 2010. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran kadar kolesterol total pada wanita hamil trimester II yang
mengalami hipertensi.
Penelitian
ini dilakukan Analisa laboratorium dengan menggunakan metode CHOD-PAP yang
menggunakan alat Technicon RA-XT.
Selama
penelitian dari 30 sampel yang diambil terdapat 15 orang (50 %) yang mengalami
peningkatan kadar kolesterol total dengan nilai rata-rata peningkatan kadar
kolesterol total 217 mg/dl, dan 15 orang (50 %) yang kadar kolesterol totalnya
normal dengan nilai rata-rata kolesterol 173 mg/dl. Nilai normal kadar
kolesterol total menurut reagen Spinreact yaitu < 200 mg/dl.
Jadi
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan hipertensi dalam kehamilan
bukan hanya disebabkan oleh peningkatan kadar kolesterol dalam darah.
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur tercurah kehadirat
Allah.SWT penulis panjatkan atas segala rahmat dan karunianya yang telah
dilimpahkan kepada penulis, sehingga terwujudnya karya tulis ilmiah ini guna
memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir di Analis Kesehatan STIKes
BTH Tasikmalaya. Shalawat dan salam terlimpah kepada baginda Agung Muhamad SAW,
berserta keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku umatnya.
Adapun masalah yang akan penulis
kemukakan ini adalah “ Gambaran kadar kolesterol total pada wanita hamil
trimester II yang mengalami hipertensi “ di daerah kota Tasikmalaya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan karya
tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, baik dalam penyusunan maupun dalam
kalimatnya. Namun penulis berharap semoga karya tulis ilmiah yang sederhana ini
dapat memenuhi harapan yang berguna bagi tenaga – tenaga dalam bidang kesehatan
umumnya, khusunya bagi analis kesehatan yang sedang menekuni profesi masing –
masing.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar – besarnya kepada yang
terhormat ;
1. dr.
Dewi Kania, Sp. PK
selaku pembimbing utama, yang dengan penuh kesabaran dan perhatian telah
mengarahkan serta membimbing penulis dalam menyelesaikan KTI ini.
2. Drs.
Rudy Hidana, M. Pd selaku pembimbing teknis, yang selalu memberikan waktu dan
perhatiannya serta membimbing penulis dalam menyelesaikan KTI ini.
3. Ibu
Rianti Nurpalah, SKM selaku ketua prodi Analis Kesehatan yang telah memberikan
dorongan, arahan serta bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan KTI ini.
4. Ibu
Dra. Hj. Yayah Syafariah, S. Kep.Ns.MM selaku Ketua STIKes BTH.
5. Seluruh
Staff Dosen Analis Kesehatan STIKes BTH Tasikmalaya, yang telah membimbing
penulis dan memberikan ilmu yang tidak ternilai harganya.
6. Ayah
(alm), Ibu, saudara serta kedua kakak - kakaku tercinta, yang telah memberikan
dorongan dan bantuan baik materil maupun spiritual pada waktu pembuatan karya
tulis ilmiah ini sehingga selesai.
7. Rekan-rekan
seperjuangan angkatan 2007 yang telah memberikan bantuan dan saran-sarannya,
serta kepada semua pihak yang tidak disebutkan namanya, semoga mendapatkan
imbalan yang berlimpah dari Allah.SWT.
Tasikmalaya, Juli 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................
B. Rumusan
Masalah ............................................................................
C. Pembatasan
Maslah ..........................................................................
D. Tujuan
Penelitan ...............................................................................
E. Manfaat
Penelitian ............................................................................
F. Waktu
dan Tempat Penelitian ...........................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan .........................................................................................
1. Definisi
kehamilan ......................................................................
2. Perubahan
yang terjadi pada ibu hamil .......................................
3. Faktor
resiko pada ibu hamil .......................................................
B. Hipertensi
dalam kehamilan ..............................................................
1. Derajat
beratnya hipertensi akibat kehamilan .............................
2. Klasifikasi
hipertensi dalam kehamilan ......................................
3. Faktor
risiko hipertensi dalam kehamilan ...................................
4. Patofisiologi
hipertensi dalam kehamilan ...................................
5. Pemeriksaan
laboratorium pada hipertensi Kehamilan ...............
C. Kolesterol ..........................................................................................
1. Definisi
kolesterol .......................................................................
2. Metabolisme
lemak .....................................................................
3. Patofisiologi
kolesterol pada hipertensi ......................................
4. Peningkatan
kolesterol pada ibu hamil .......................................
D. Anggapan
Dasar ................................................................................
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
A. M etode penelitian .............................................................................
B. Prosedur
kerja ...................................................................................
C. Instrumen ..........................................................................................
D. Bahan ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
– LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Alat-alat yang digunakan
dalam penelitian
Tabel 3. 2 Bahan-bahan yang
digunakan
Tabel 4. 1 Data hasil control
Tabel 4. 2 Data hasil pemeriksaan
DAFTAR
LAMPIRAN
Data penunjang (kuisioner)
Data penunjang hasil kuisioner
Gambar 1 Reagen Kolesterol
Gambar 2 Control Serum
Gambar 3 Clinifet dan Tip
Gambar 4 Sentrifuge
Gambar 5 Fotometer (Technicon
RA-XT)
Gambar 6 Tempat Tabung Sampel
Gambar 7 Tabung Reagen
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hipertensi dalam kehamilan adalah
hipertensi baru dan proteinuria terukur (quan
tiped proteinuria) yang terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih yang
menghilang setelah melahirkan. Terdapat hipotesis mengenai penyebab hipertensi
dalam kehamilan termasuk peran stres oksidatif, inflamasi, maladaptasi
sirkulasi, kelainan humoral, mineral, atau metabolik (Rahajuningsih.D.S, 2008 :
82).
Hipertensi dalam kehamilan merupakan
penyulit kehamilan dan salah satu penyebab kematian utama baik bagi ibu maupun
bayinya. Di Indonesia mortalitas dan morbiditas akibat hipertensi dalam
kehamilan masih cukup tinggi sekitar 5 - 15 % penyulit kehamilan. Hal ini
disebabkan karena persalinan di Indonesia
masih banyak ditangani oleh petugas non medik dan sistem rujukan ibu hamil yang
belum sempurna (Sarwono prawirohardjo, 2008 : 531).
Secara tradisi diagnosis hipertensi
dalam kehamilan ditegakkan bila seseorang wanita hamil menunjukkan triad :
hipertensi, proteinuria, dan edema setelah kehamilan 20 minggu, akhir trimester
II dan awal trimester III (Rahajuningsih.D.S, 2008 : 82).
Hipertensi secara umum didefinisikan
sebagai peningkatan tekanan darah diastolik dan sistolik. Tekanan diastolik
menggambarkan resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik menggambarkan
besaran curah jantung. Berbagai penyebab hipertensi antara lain penyakit
ginjal, kelainan kelenjar adrenal, hipertensi yang diinduksi kehamilan dan juga
peningkatan kadar kolesterol darah (kasim R, dkk, 2008 : 56).
Peningkatan kadar kolesterol darah dapat
menyebabkan hipertensi karena kolesterol yang berlebih dalam darah akan melekat
pada dinding pembuluh darah arteri sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan
tekanan arteri (Badruzzaman, hipertensi, stroke, jantung koroner, bias sembuh
permanen, www.isfinational.or.id
24 januari 2010).
Peningkatan kolesterol sendiri dapat
disebabkan karena mengkonsumsi terlalu banyak lemak jenuh, seperti makanan yang
banyak mengandung lemak, kelebihan berat badan, tingkat aktifitas atau
kekurangan gerak fisik, merokok, dan terlalu banyak asupan alkohol (wsp,
artikel hipokolesterolemia, www.ebahana.com
21 oktober 2009).
Oleh karena itu wanita hamil yang
kolesterolnya tinggi dapat menyebabkan hipertensi dalam kehamilan, keadaan ini
apabila tidak dikontrol dapat membahayakan pada ibu dan bayinya, kelahiran
prematur, dan juga meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung (keperawatan
medikal bedah, www.nazran.wordpress.com
24 april 2009 23 : 21 am).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penlitian tentang gambaran kadar kolesterol
total pada wanita hamil trimester II yang mengalami hipertensi.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat
diambil rumusan masalah yaitu : Bagaimana gambaran kadar kolsterol total pada
wanita hamil trimester II yang mengalami hipertensi ?
C.
Pembatasan
Masalah
Dalam penelitian ini digunakan 30 serum
pasien wanita hamil yang mengalami hipertensi pada trimester II dengan usia 20
– 40 tahun.
D.
Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran kadar kolesterol total pada wanita hamil trimester II yang
mengalami hipertensi.
E.
Manfaat
penelitian
Kegunaan
yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kadar kolesterol
total pada wanita hamil trimester II yang mengalami hipertensi.
2. Bagi
para klinis dapat digunakan sebagai pemantauan kadar kolesterol pada ibu hamil
yang mengalami hipertensi.
3. Sebagai
informasi pada ibu hamil yang mengalami hipertensi agar memeriksa kadar
kolesterol lebih lanjut pada masa trimester II.
F.
Waktu
Dan Tempat Penelitian
1. Waktu
penelitian : Disesuaikan
2. Tempat
penelitian : Laboratorium RSUD Tasikmalaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
KEHAMILAN
1.
Definisi
kehamilan
Kehamilan
merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi
secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh didalam rahim ibu selanjutnya
dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin seusia kehamilan, pada
setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan (Sarwono prawirohardjo, 16 : 2002).
Masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. lama hamil normal adalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulun 7 hari)
di hitung dari haid pertama haid terakhir (di mulai dari konsepsi) sampai 6
bulan , triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan (Saifudin, 2002 : 33).
Proses
terjadinya kehamilan karena bertemunya sel telur dan sel sperma maka terjadilah
pembuahan (Mouchtar, 1998 : 54).
2.
Perubahan
yang terjadi pada wanit hamil
Kehamilan
menyebabkan banyak perubahan pada tubuh, kebanyakan perubahan ini akan
menghilang setelah persalinan, perubahan fisik yang terjadi yaitu :
a. Perubahan
jantung dan pembuluh darah
Selama
kehamilan jumlah darah yang di pompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) meningkat
sampai 30-50 %. Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan 6 minggu dan
mencapai puncakanya pada kehamilan 16-28 minggu. Karena curah jantung
meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningkat (dalam
keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit).
Setelah
mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena rahim yang
membesar menekan vena yang membawa darah dari tungkai ke jantung. Selama
persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30% setelah persalinan curah
jantung menurun sampai 15-25% diatas batas kehamilan lalu secara perlahan kembali
kebatas kehamilan.
Peningkatan
curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan
dalam aliran darah ke rahim. Karena janin terus tumbuh, maka darah lebih banyak
dikirim ke rahim ibu.
Selama
kehamilan, volume darah dalam peredaran meningkat sampai 50%, tetapi jumlah sel
darah merah yang mengangkut oksigen hanya meningkat sebesar 25-30 %. Untuk
alasan yang belum jelas, sel darah putih (yang berfungsi melindungi tubuh
terhadap infeksi) selama kehamilan pada saat persalinan dan beberapa hari
setelah persalinan.
b. Perubahan
ginjal
Selama
kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya
meningkat (sampai 30-50 %), yang puncaknya terjadi pada kehamilan 16-24 minggu
sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal
berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).
Dalam
keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika
berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wantia
hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka ingin mencoba untuk berbaring
atau tidur.
Pada
akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi pada
wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada
vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah
yang selanjutnya yang meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung.
c. Perubahan
paru-paru
Ruang
yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya pembentukan hormon
progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari biasanya. Wanita hamil
bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen
untuk dirinya dan untuk janin.
Lingkaran
dada wanita hamil agak membesar, karena lapisan saluran pernafasan menerima
lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti).
Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan persial akibat kongesti
ini. Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah.
d. Perubahan
sistem pencernaan
Rahim
yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga
menjadi sembelit (konstipasi). Sembelit semakin berat karena gerak otot di
dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar pregosteron.
Wanita
hamil sering mengalami hartburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang
kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan
karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi
lambung mengalir kembali kekrongkongan. Ulfus gastrikum jarang ditemukan pada
wanita hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan
kembali karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit (Varney, 1997:134).
e. Perubahan
kulit
Melasma
adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit dan pipi.
Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu. Sedangkan di
perut bagian tengah biasanya tampak garis gelap.
Spider
angloma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran sperti laba-laba) bisa
muncul di kulit, biasanya di atas pinggang. Sedangkan pelebaran pembuluh darah
kecil yang berdinding tipis seringkali tampak di tungkai bawah.
f. Perubahan
hormon
Kehamilan
mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh. Plasenta menghasilkan sejumlah
hormon untuk membantu tubuh dalam mempertahankan kehamilan. Hormon utama yang
dihasilkan oleh plasenta adalah HCG, yang berperan mencegah ovulasi dan
merangsang pembentukan estrogen serta progesteron oleh ovarium untuk
mempertahankan kehamilan.
Plasenta
juga menghasilkan melanocyte-stimulating hormon yang menyebabkan kulit berwarna
lebih gelap dan hormon yang menyebabkan peningkatan kadar hormon adrenal di
dalam darah. Peningkatan kadar hormon ini kemungkinan menyebabkan tanda
peregangan berwarna pink pada kulit perut (Sweet BR, 1997 : 178).
3.
Faktor
risiko pada ibu hamil
Faktor
risiko, pada seorang ibu hamil sebagai masalah kesehatan adalah suatu keadaan
atau ciri tertentu pada seorang atau suatu kelompok ibu hamil yang dapat
menyebabkan risiko/bahaya kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan. Dapat
merupakan suatu mata rantai dalam proses yang merugikan, mengakibatkan kematian
/kesakitan /kecacatan / ketidaknyamanan /ketidakpuasan pada ibu /janin.
Kelompok
faktor risiko, berdasarkan kapan ditemukan, cara pengenalan, dan sifat
risikonya, faktor risiko dikelompokan dalam 3 kelompok FR. I, II, dan III yaitu
:
a. Kelompok
faktor risiko I : Ada-Potensi-Gawat-Obstetrik/APGO dengan 7 terlalu dan 3
pernah. Tujuh terlau adalah primi muda, primi tua, primi tua skunder, umur ≥ 35
tahun, grande multi, anak terkecil umur < 2 tahun, tinggi badan rendah ≤ 145
cm dan 3 pernah adalah riwayat obsterti jelek, persalinan lalu mengalami
perdarahan pascapersalinan dengan infus/transfusi, uri manual, tindakan
pervaginam, bekas operasi sesar. FR ini mudah ditemukan pada kontak 1- hamil
muda oleh siapa pun ibu sendiri, suami, keluarga, tenaga kesehatan dan PKK,
dukun, melalui, tanya jawab dan periksa pandang. Ibu risiko tinggi dengan
kelompok FR I ini selama hamil sehat, membutuhkan KIE pada tiap kontak berulang
kali mengenai kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan. Contoh : kasus ibu
tinggi badan ≤ 145 cm, ada dugaan dispropporsi kepala panggul, terjadi
persalinan sulit, atau macet.
b. Kelompok
FR II : Ada-Gawat-ObstetriAGO-penyakit ibu, preeklampsia ringan, hamil kembar,
hidrammion, hamil serotinus, IUFD, letak sungsang, dan letak lintang. Ibu AGO
dengan FR yang kebanyakan timbul pada umur kehamilan lebih lanjut, risiko
terjadi komplikasi persalinan lebih besar, membutuhkan KIE berulang kali agar
peduli sepakat melakukan rujukan terencana ke pusat rujukan.
c. Kelompok
FR III Ada-Gawat-Darurat-Obstetrik/AGDO : perdarahan antepatrum dan
preeklampsia berat/eklampsia. Ibu AGDO dalam kondisi yang berlangsung dapat
mengancam nyawa ibu/janin, harus segera dirujuk tepat waktu (RTW) ke rumah
sakit dalam upaya menyelamatkan ibu/bayi baru lahir (Sarwono Prawirohardjo,
2008, 29-30).
B.
Hipertensi
dalam kehamilan
Hipertensi ialah tekanan darah diastolik
paling rendah 90 mmHg atau tekanan sistolik paling rendah 140 mmHg atau
kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih dan kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg
atau lebih. Pengukuran tekanan darah ini harus dilakukan sekurang-kurangnya 2
kali dengan selang waktu 6 jam atau lebih.
Hipertensi dalam kehamilan merupakan
komplikasi kehamilan dan sebagai salah satu dari trias komplikasi, yang tetap
merupakan penyebab kematian ibu. Hipertensi dalam kehamilan, malahan dianggap
sebagai penyebab kematian dan morbiditas perinatal yang tinggi. Bagaimana
kehamilan sendiri dapat menyebabkan atau memperberat penyakit hipertensi
vaskuler (hypertensive vascular disease) dengan komplikasi-komplikasinya, masih
belum diketahui dengan jelas walaupun telah puluhan tahun dilakukan penelitian
yang itensif. Penyakit ini tetap merupakan salah satu masalah penting yang
belum terpecahkan (R.Hariadi, 1991 : 609).
1. Derajat
beratnya hipertensi akibat kehamilan
Derajat
beratnya hipertensi akibat kehamilan terdiri dari etologi primer dan skunder
yaitu :
a. Etologi
primer
1) Obesitas
2) Hipertensi
3) Preeklampsia
dan eklampsia
4) Retensi
natrium dan air
5) Merokok
6) Sensitive
terhadap agiostensin
7) Hiperkolesterolemia
8) Emosi
labil
b. Etologi
skunder
1) Penyakit
kelenjar adrenal
2) Penyakit
ginjal kronik/akut
3) Toksemi
gravidarum (PIH) : PER, PEB
4) PTIK
(peningkatan tekanan intrakanial)
5) Kontrasepsi
(Gunawan, lany, 2001 : 18)
2. Klasifikasi
hipertensi dalam kehamilan
Klasifikasi
yang dipakai di Indonesia adalah berdasarkan Report of the National High Blood Pressure Education Program Working
Group on High Blood Pressure in Pregnancy
tahun 2001, ialah :
a. Hipertensi
kronik
Hipertensi
kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau
hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan
hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.
b. Preeklampsia-eklampsia
Preeklampsia
adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan
proteinuri. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai dengan kejang-kejang
dan atau koma
c. Hipertensi
kronik dengan superimposed
preeklampsia
Hipertensi
kronik dengan superimposed
preeclampsia adalah hipertensi kronik di sertai tanda-tanda preeklampsia atau
hipertensi kronik disertai proteinuria
d. Hipertensi
gestasional
Hipertensi
gestasional (disebut juga transient
hypertension) adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai
proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau
kehamilan dengan tanda-tanda pre-eklampsia tetapi tanpa proteinuria.
3. Faktor
risiko hipertensi dalam kehamilan
Terdapat
banyak faktor resiko untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yang dapat
dikelompokkan dalam faktor risiko sebagai berikut:
a. Primigravida,
primipaternitas
b. Hiperplasentosis,
misalnya: mola hidatidosa, kehamilan multiple, diabetes mellitus, hidrops
fetalis, bayi besar
c. Umur
yang ekstrim
d. Riwayat
keluarga pernah preeklampsia/eklampsia
e. Penyakit-penyakit
ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
f. Obesitas
4. Patofisiologi
hipertensi dalam kehamilan
Penyebab
hipertensi dalam kehamilan hinga kini belum diketahui dengan jelas. Banyak
teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi
tidak ada satu pun teori tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori-teori yang
sekarang banyak dianut adalah :
a. Teori
kelainan vaskularisasi plasenta
Pada
kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari cabang-cabang
arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua pembuluh darah tersbut menembus
miometrium berupa arteri arkuarta dan arteri arkuarta memberi cabang arteri
radialis. Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis dan
arteri basalis memberi cabang arteri spiralis. Pada hamil normal, dengan sebab
yang belum jelas, terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot arteri
spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga terjadi
dilatasi arteri spiralis.
Pada
hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan
otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri
spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak
memungkinkan mengalami distensi dan vasodilitas. Akibatnya arteri spiralis
relatif mengalami vasokontraksi, dan terjadi kegagalan “ remodeling arteri
spiralis ”, sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadilah
hipoksia dan iskemi plasenta. Dampak iskemi plasenta akan menimbulkan
perubahan-perubahan yang dapat menjelaskan patogenesis hipertensi dalam
kehamilan selanjutnya.
b. Teori
iskemi plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
1) Iskemi
plasenta dan pembentukan oksidan/radikal bebas
Plasenta
yang mengalami iskemi dan hipoksia akan menghasilkan oksidan (disebut juga
radikal bebas). Oksidan atau radikal bebas adalah senyawa penerima elektron
atau atom/molekul yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan.
Salah
satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta iskemi adalah radikal hidroksil
yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel pembuluh darah.
Sebenarnya produksi oksidan pada manusia adalah suatu proses normal, karena
oksidan memang dibutuhkan untuk perlindungan tubuh. Adanya radikal hidroksil
dalam darah mungkin dahulu dianggap sebagai bahan toksin yang beredar dalam
darah, maka dulu hipertensi dalam kehamilan disebut “toxaemia”.
Radikal
hidroksil akan merusak membran sel, yang mengandung banyak asam lemak tidak
jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan merusak membran sel,
juga akan merusak nukleus, dan protein sel endotel. Produksi iksidan (radikal
bebas) dalam tubuh yang bersifat toksis, selalu diimbangi dengan produksi
antioksidan.
2) Peroksida
lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam kehamilan
Pada
hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa kadar oksidan, khususnya
peroksida lemak meningkat, sedangkan antioksidan, misalnya vitamin E pada
hipertensi dalam kehamilan menurun, sehingga terjadi dominasi kadar oksidan
peroksida lemak yang relative tinggi.
Peroksida
lemak sebagai oksidan/radikal bebas yang sangat toksis ini akan beredar di
seluruh tubuh dalam aliran darah akan merusak membrane sel endotel.
Membran
sel endotel lebih mudah mengalami kerusakan oleh peroksida lemak, karena
letaknya langsung berhubungan dengan aliran darah dan mengandung banyak asam
lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh sangat rentang terhadap oksidan
radikal hidroksil, yang akan berubah menjadi peroksida lemak.
3) Disfungsi
sel endotel
Terjadi
kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel endotel.
Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi sel endotel,
bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan ini disebut “disfungsi
sel endotel” (endothelial dysfungction).
c. Teori
intoleransi imunologik antara ibu dan janin
Dugaan
bahwa faktor imunologik berperan terhadap terjadinya hipertensi dalam kehamilan
terbukti dengan fakta sbagai berikut :
1) Primigravida
mempunyai risiko lebih besar terjadinya hiprtensi dalam kehamilan jika
dibandingkan dengan multigravida.
2) Ibu
multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai risiko lebih besar terjadinya
hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan suami yang sebelumnya.
3) Seks
oral mempunyai risiko lebih rendah terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
Lamanya periode hubungan seks sampai saat kehamilan ialah makin lama periode
ini, maka kecil terjadinya hipertensi dalam kehamilan
d. Teori
adaptasi kardiovaskularori genetic
Pada
hipertensi kehamilan kehilangan daya refakter terhadap bahan vasokonstriktor.
Dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor.
Artinya daya refakter pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang sehingga
pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor. Peningkatan
kepekaan pada kehamilan yang akan menjadi hipertensi dalam kehamilan, sudah
dapat ditemukan pada kehamilan dua puluh minggu.
e. Teori
defisiensi gizi
Kekurangan
defisiensi gizi bereperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Seperti
mengkonsumsi minyak ikan, termasuk minyak hati halibut, dapat mengurangi risiko
preeklampsia.
Minyak
ikan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh yang dapat menghambat produksi
tromboksan, menghambat aktivitas trombosit, dan mencegah vasokonstraksi
pembuluh darah.
f. Teori
inflamasi
Lepasnya debris
trofoblas di dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses
inflamsi. Debris trofoblas plasenta berlebih mengakibatkan “aktivitas leukosit
yang sangat tinggi” pada sirkulasi ibu. Pada hipertensi kehamilan plasenta
melepaskan debris trofoblas, sebagai sisa-sisa proses apoptosis dan nekrotik
trofoblas, akibat reaksi stress oksidatif.
5. Pemeriksaan
laboratorium pada hipertensi kehamilan
Pemeriksaan
laboratorium pada hipertensi kehamilan terdiri dari pemeriksaan khusus dan
pemeriksaan rutin. Pemeriksaan khusus berupa pemeriksaan ECG (eko kardiografi),
pemeriksaan mata, dan pemeriksaan USG ginjal. Pemeriksaan rutin berupa
pemeriksaan hematologi, fungsi hati dan fungsi ginjal (Sarwono prawirohardjo,
2008, : 531-538).
C.
Kolesterol
1.
Definisi
kolesterol
Kolesterol
merupakan zat yang berguna untuk menjalankan fungsi tubuh. Kolesterol berasal
dari lemak yang menghasilkan 9 kalori. Sementara itu, karbohidrat dari tepung
dan gula hanya menghasilkan 4 kalori. Lemak yang termakan terdiri atas lemak
jenuh dan lemak tak jenuh yang masing-masing dibutuhkan tubuh. Selain berguna
untuk proses metabolism, kolesterol berguna membungkus jaringan saraf (mielin), melapisi selaput sel, dan
pelarut vitamin pada Anak-anak, kolesterol dibutuhkan untuk mengembangkan
jaringan otaknya. Kolesterol hanya diperoleh dari makanan yang terdapat pada
hewan, seperti otak, jeroan, daging, dan kulit ayam (M.Sitanggang, 2003 : 23).
2.
Metabolisme
lemak
Sebagian
besar lemak yang terdapat di dalam tubuh akan masuk ke dalam kategori asam
lemak dan triasligliserol, gliserofosfolipid dan sfingolipid, eicosanoid,
kolesterol, garam empedu, dan hormon steroid, serta vitamin larut lemak.
Lemak-lemak ini memiliki fungsi dan struktur kimia yang sangat beragam. Namun,
mereka memiliki satu sifat yang sama tidak larut dalam air.
Asam
lemak, yang disimpan sebagai triasilgliserol, berfungsi sebagai bahan bakar dan
merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Gliserofosfolipid dan sfingolipid,
yang mengandung asam-asam lemak ester, ditemukan di membran dan dalam lipoprotein
darah di antarmuka (interface) antara
komponen lemak struktur-struktur tersebut dengan air di sekelilingnya.
Lemak-lemak membran ini membentuk sawar hidrofoblik di antara
kompartemen-kompartemen subseluler serta antara konstituten-konstituten sel dan
lingkungan ekstrasel. Asam lemak polyunsaturated
yang mengandung 20 karbon membentuk eikosanoid, lipid ini mengatur banyak
proses di dalam sel.
Kolesterol
berperan menstabilkan lapis ganda (bilayer)
fosfolipid pada membran. Kolesterol berfungsi sebagai prekusor garam-garam
empedu, senyawa mirip deterjen yang berfungsi dalam proses pencernaan dan
penyerap lemak. kolesterol juga berfungsi sebagai prekusor hormon steroid yang
memiliki banyak fungsi, termasuk mengatur metabolisme pertumbuhan dan
reproduksi.
Vitamin
larut lemak adalah lemak yang berperan dalam aneka ragam fungsi seperti
penglihatan, pertumbuhan dan diferensiasi (vitamin A), pembekuan darah (vitamin
K), pencegahan kerusakan oksidatif pada sel (vitamin E), dan metabolisme
kalsium (vitamin D).
Triasligliserol,
lemak terutama dalam makanan, terutama dicerna di dalam lumen usus.
Produk-produk pencernaan tersebut diubah kembali menjadi triasligliserol di
dalam sel epitel usus, yang lalu dikemas dalam lipoprotein yang dikenal sebagai
klimikron, dan disekresikan ke dalam limfe. Akhirnya kilomikron masuk ke dalam
darah dan berfungsi sebagai salah satu lipoprotein utama dalam darah.
Lipoprotein
berdensitas sangat rendah (very low
density lipoproteins VLDL) dibentuk di hati, terutama dari karbohidrat makanan.
Lipogenesis merupakan proses perubahan glukosa menjadi asam lemak yang kemudian
mengalami esterifikasi ke gliserol untuk membentuk triasilgliserol yang
terkemas dalam VLDL dan disekresikan ke luar hati.
Triasilgliserol
pada klimokron dan VLDL dicerna oleh lipoprotein lipase (LPL), suatu enzim yang
melekat pada sel endotel kapiler. Asam-asam lemak yang dibebaskan kemudian
diserap oleh otot dan jaringan lain untuk dioksidasi menjadi CO2 dan air untuk
menghasilkan energi. Setelah makan, asam lemak ini diserap oleh jaringan
adiposa dan disimpan sebagai triasilgliserol.
3.
Patofisiologi
kolesterol pada hipertensi
Kolesterol
merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Dibutuhkan
untuk pembentukan hormon kortikoid, hormon testosteron pada laki-laki dan
estrogen pada wanita, pemeliharaan jaringan syaraf, pembentuk vitamin D dan
pada anak/bayi sangat dibutuhkan untuk perkembangan sel-sel otaknya. Tapi bila
kadar lemak berlebih dalam darah, dapat menimbulkan atherosklerosis suatu
proses pengapuran dan pengerasan dinding pembuluh darah yang disebabkan
terutama penumpukan kolesterol didalamnya (Ross R, 1999 : 340)
Hipertensi
(tekanan darah tinggi) adalah kenaikan tekanan arteri melebihi normal dan
tekanan itu bertahan. Tekanan darah tinggi yang bertahan lama merupakan salah
satu faktor resiko penyakit kardiovaskuler yaitu salah satu penyebab
arteriosklerosis. Arterisoklerosis adalah perubahan arteri karena pengerasan,
hilangnya elastisitas dan penyempitan lumennya, walaupun penyebabnya belum
pasti tapi salah satu faktor resiko adalah meningkatnya kadar lipid darah,
terutama meningkatnya kadar kolesterol. Faktor resiko yang lain adalah merokok,
dan diabetes (Septiwinaro.M, 1998 : 67).
Tekanan
darah meningkat bila volume menit jantung meningkat atau pulsa. Volume jantung
meningkat bila melakukan olahraga atau kerja berat dan akan kembali normal pada
saat istirahat. Tekanan darah juga meningkat bila tekanan prifer meningkat.
Tekanan perifer meningkat bila kadar kolesterol dalam darah meningkat atau
atherosklerosis atau karena merokok. Tekanan perifer ini bisa bertahan lam.
Tekanan darah yang bertahan lama merupakan salah satu penyebab atherosklerosis
yang selanjutnya dapat terjadi serangan Apoplektik (terhentinya organ tertentu
diotak), penyakit jantung koroner dan insufisiensi ginjal. Walaupun banyak yang
mempengaruhi tekanan darah tinggi, salah satu penyebab tekanan darah tinggi
adalah adanya endapan kolesterol di pembuluh darah jantung bagian dalam tidak
rata. Diantara hubungan faktor resiko koroner kolesterol adalah yang
fundamental. Salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Disamping
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral salah satu unsur yang harus ada dalam
makanan sehari – hari adalah lemak/lipid, sebagai sumber energi lemak
memberikan kalori yang paling tinggi (Badruzzaman, hipertensi, stroke, jantung
koroner, bias sembuh permanen, www.isfinational.or.id
24 januari 2010).
Lemak
yang dimakan mengalami pemecahan menjadi asam lemak bebas, trigliserida,
fosfolipid dan kolesterol. Selama proses pencernaan dalam usus keempat unsur
ini diikat oleh asam empedu menjadi bentuk kilomikron yang dapat diabsorbsi
menuju hati. Di hati dipecah lagi menjadi trigliserida, kolesterol, fosfolipid
dan asam lemak bebas.
Sebagian
trigliserida akan ditumpuk dalam jaringan lemak dari kolesterol dibuang kedalam
empedu sebagai asam empedu sebagai asam empedu. Sebagian akan berikatan dengan
protein tertentu yang disebut dengan Apoprotein-B membentuk very low density
lipoprotein (VLDL) kemudian VLDL oleh enzim lipoprotein diubah menjadi
kolesterol low density lipoprotein (LDL). Makanan yang kita makan ada yang
larut dalam air (karbohidrat) dan makanan yang tak larut dalam air dari lemak
dan protein. Karbohidrat digunakan untuk menimbulkan energi, ampasnya dibuang
melalui feses, sebagian disimpan didalam tubuh dan dapat dirubah menjadi
Asetil-s-Co-Enzim-A yang dihati diubah menjadi kolesterol.
Makanan
yang tidak larut berupa lemak (kolesterol dan trigliserida) digunakan untuk
pembakaran dan pembentukan hormon dll. Sisa dari lemak dengan bantuan empedu
dirubah menjadi Asetil-s-Co-Enzim-A dan oleh hati dirubah jadi kolesterol.
Ampasnya dibuang menjadi feses. Makanan yang berbentuk protein digunakan untuk
pergantian sel yang rusak, sisanya diubah oleh tubuh menjadi ureum, kreatinin
dan asam urat yang dibuang melalui urine (Subanda, 2001, 23 : 47).
Kolesterol
LDL yang berlebih dalam darah akan mudah melekat pada dinding sebelah dalam
dari pembuluh darah menumpuk perlahan-lahan hingga menyebabkan lumen (rongga)
pembuluh darah menyempit dan menghalangi aliran darah. Ikatan lain dari Asetil-s-Co-Enzim-A atau Apoprotein A, akan
membentuk kolesterol HDL yang mempunyai fungsi berlawanan dengan LDL.
Kolesterol LDL yang menempel dipembuluh darah dan menghantarkanya kehati untuk
dimetabolisme lagi. LDL dan HDL berada pada keseimbangan yang dinamik. Tapi
dalam hal tertentu dapat terjadi ketidakseimbangan dimana LDL cenderung tinggi
dan kelebihan ini yang menempel pada dinding pembuluh darah (Badruzzaman,
hipertensi, stroke, jantung koroner, bias sembuh permanen, www.isfinational.or.id
24 januari 2010).
4.
Peningkatan
kolesterol pada ibu hamil
Peningkatan
kadar kolesterol darah akan menyebabkan hipertensi karena kolesterol yang
berlebih dalam darah akan melekat pada dinding pembuluh darah arteri sehingga
menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan arteri (Badruzzaman, hipertensi,
stroke, jantung koroner, bias sembuh permanen, www.isfinational.or.id
24 januari 2010).
Peningkatan
kolesterol sendiri dapat disebabkan karena mengonsumsi terlalu banyak lemak
jenuh, seperti makanan yang banyak mengandung lemak, kelebihan berat badan,
tingkat aktifitas atau kekurangan gerak fisik, merokok, dan terlalu banyak
asupan alkohol (Wibowo Rusmawan, 2004 : 28).
Pada
ibu hamil yang kolesterolnya tinggi dapat menyebabkan preeklampsia selama
kehamilan jika tidak dikontrol dapat membahayakan pada ibu dan bayinya,
mengakibatkan kelahiran prematur dan juga meningkatkan risiko terjadinya
penyakit jantung (Keperawatan medikal bedah, www.nazran.wordpress.com
24 april 2009. 23:21 am).
Preeklampsia
adalah penyulit kehamilan yang akut. Preeklampsia dapat disebabkan karena
kekurangan aliran darah menuju ginjal, kadar air yang terlalu tinggi, aliran
darah dari ibu ke plasenta berkurang sehingga jumlah makanan yang dibutuhkan
janin berkurang, adanya hipertensi, kadar kolesterol yang tinggi, sakit ginjal,
faktor gentik, proteinuria, edema, dan obesitas. Preeklampsia juga meningkatkan
terjadinya kelahiran prematur (mama-tips, pre-eklampsia, www.sayyestoasis.com
juni 2009).
D.
Anggapan
dasar
Hipertensi ialah tekanan darah diastolik
paling rendah 90 mmHg atau tekanan sistolik paling rendah 140 mmHg. sistolik
terjadi pada saat jantung menguncup sementara tekanan diastolik pada saat
jantung mengembang. Penyebab hipertensi anatara lain bertambahnya jumlah darah yang
dipompa ke jantung, penyakit ginjal, kelenjar adrenal, hipertensi yang
diinduksi kehamilan dan peningkatan kadar kolesterol darah (R.Hariadi,
1999:609).
Hipertensi dalam kehamilan dideteksi
umunya pada trimester II, hal ini disebabkan karena peningkatan reaktivitas
vaskuler yang terjadi pada rahim dan
plasenta mendapat aliran darah dari cabang-cabang arteri uterina dan arteri
ovarika (Sarwono Prawirohardjo, 2008 : 537-538).
Kandungan kadar kolesterol yang berlebih
dalam darah dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah.
Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah meningkat.
Peningkatan kolesterol darah pada wanita
hamil dapat menyebabkan hipertensi dalam kehamilan bila tidak dikontrol dapat
membahayakan pada ibu dan bayinya
BAB
III
METODOLOGI PENELITIAN
- Metode
penelitian
Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah adalah metoda deskriptif dan studi
literatur. Untuk pengambilan sampel di ambil langsung serta mengukur tekanan
darahnya
- Prosedur kerja
1. Prinsip
pemeriksaan : Cholesterin ester + H2O → cholesterol esterase : cholesterol +
fatty acids, cholesterol + O2 → cholesterol oxidase : cholesterol – 3
→H2O2,2H2O2 + phenol + 4 – amiuantieyrine → beroxidase : qulneolmineaye + 4 H2O
2. Metode
: Enzimatik
3. Prinsip
alat : Sejumlah sinar yang diserap dikalkulasikan secara otomatis dan
bergantung dari metode pemeriksaan yang telah terperogram pada alat pengolahan
data (CPU)
4. Prosedur
pemeriksaan
a. Pengambilan
vena
1) Tentukan
letak vena yang akan diambil
2) Pasang
tourniquet, kepalkan tangan pasien
3) Bersihkan
kulit diatas vena yang akan diambil dengan kapas alkohol 70% biarkan kering
4) Tusuk
vena yang akan diambil dengan posisi spuit ± 30º dari permukaan kulit sampai
ujung jarum masuk kedalam lumen (rongga) vena
5) Lepaskan
atau renggangkan pembendungan dan perlahan-lahan tarik pengisap semperit sampai
jumlah yang dikehendaki di dapat
6) Tourniquet
dibuka, simpan kapas di atas bagian yang ditusuk
7) Dengan
perlahan-lahan jarum ditarik dari vena pasien
(Gandasoebrata, R,2001
: 7).
b. Cara
memperoleh serum
1) Darah
yang telah didapatkan didiamkan selama 15-30 menit
2) Sentrifuge
selama 20 menit dengan kecepatan 3000 rpm
3) Serum
yang telah terpisah di pipet dengan clinipet untuk dilakukan pemeriksaan
(Gandasoebrata, R, 1985 : 61).
c. Prosedur
tetap operasional alat
Alat ini bekerja untuk
multiparameter pada sampel yang sama, sampel yang digunakan sebanyak 100 µl
kemudian proses selanjutnya dilakukan oleh alat RA-XT, prosedurnya :
1) Tekan
switch on
2) Tutup
disket
3) Isi
jam dan tanggal
4) Load reagent tray 1 –
enter
5) Alat
akan ready setelah 30 menit, sambil
menunggu dapat mempersiapkan reagen dan sampel dalam keadaan darurat kalau atal
sudah panas
6) Master menu – start up
– by pass warm up
7) Dark
curent dan air filter reading
8) Master menu – start up
– dark current – air filter reading
9) Scan
cuvet
10) Master menu – operate –
scan cuvet – 1 – enter
11) Prime peri
12) Master menu – operate –
scan cuvet – 1 – enter
13) Function
– manual Id – isi nomor – enter – exit – isi parameter – enter – 01 – 02 – function – manual Id – isi nomor – enter – exit – isi
parameter – dan seterusnya
14) Running
sampel
15) Master menu
– operate – run – enter
16) Mematikan
alat
Reaction try diangkat –
sampel dan reagen angkat – buka disket – switch off.
Apabila muncul
“RT-full” dikanan monitor ditunggu sampai alarm berbunyi tekan tombol alarm –
reset, keluarkan cuvet.
5. Nilai
normal : 200 mg/dl (Spinreact)
- Instrumen
Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 :
Tebel 3.1
Alat yang digunakan untuk
penelitian
No
|
Nama alat
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
1
|
Centrifuge
|
Macrocentrifuge
|
1
buah
|
2
|
Clinipet
|
10
µl
1000
µl
|
1
buah
|
3
|
Disposvole
syringe
|
3
ml
|
20
buah
|
4
|
Fotometer
|
Technicon
RA-XT
|
1
buah
|
5
|
Rak tabung
reaksi
|
12
lubang
|
1
buah
|
6
|
Tabung reaksi
|
10
ml
|
40
buah
|
7
|
Tip clinipet
|
Kuning
Biru
|
20
buah
1
buah
|
8
|
Torniquet
|
-
|
1
buah
|
- Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2
Bahan yang digunakan untuk
penelitian
No
|
Nama bahan
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
1
|
Alkohol
|
70
%
|
Secukupnya
|
2
|
Kapas
|
-
|
Secukupnya
|
3
|
Reagen
kolesterol
|
Biocon
|
@
60 µl
|
4
|
Sampel
|
Serum
|
@
60 µl
|
5
|
Kontrol serum
|
Spintrol
H 3567
|
@
60 µl
|
6
|
Tisu
|
-
|
Secukupnya
|
7
|
Aquadest
|
-
|
Secukupnya
|
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN
A.
Hasil
control
Data hasil kontrol menggunakan
serum kontrol Spintrol H normal No.Lot 3569. Dari rentang nilai untuk pemeriksaan
kolesterol total 83,8 – 102.2 mg/dl
Tabel 4.1
Data hasil control
Tanggal
|
Bahan
|
Spesifikasi
|
Hasil
|
29-01-10
|
Serum kontrol
|
Spintrol
“H3569”
|
97 mg/dl
|
31-01-10
|
Serum kontrol
|
Spintrol
“H3569”
|
90 mg/dl
|
02-06-10
|
Serum kontrol
|
Spintrol
“H3569”
|
92 mg/dl
|
03-06-10
|
Serum kontrol
|
Spintrol
“H3569”
|
93 mg/dl
|
Berdasarkan dari data diatas hasil
berada dalam rentang normal, hal ini menunjukan alat dalam keadaan baik dan
siap untuk melakukan pemeriksaan sampel
B.
Hasil
penelitian
Berdasarkan
hasil data pemeriksaan dari 30 sampel ibu hamil trimester II yang mengalami
hipertensi di daerah kota
tasikmalaya dapat diketahui kadar kolesterol total sbb :
Tabel 4.2
Data hasil pemeriksaan
No
|
Nama
|
Alamat
|
Umur
|
Kehamilan
|
Tekanan
darah sistol/diastol
|
Hasil
Lab (Kolesterol)
|
1
|
Ny A
|
Negla
|
33 Tahun
|
20 Minggu
|
160/100
|
251 mg/dl
|
2
|
Ny B
|
Negla
|
28 Tahun
|
22 Minggu
|
150/100
|
223 mg/dl
|
3
|
Ny C
|
Negla
|
23 Tahun
|
20 Minggu
|
170/110
|
183 mg/dl
|
4
|
Ny D
|
Negla
|
21 Tahun
|
18 Minggu
|
140/100
|
200 mg/dl
|
5
|
Ny E
|
Cibeureum
|
33 Tahun
|
16 Minggu
|
160/100
|
185 mg/dl
|
6
|
Ny F
|
Cibeureum
|
25 Tahun
|
20 minggu
|
170/100
|
181 mg/dl
|
7
|
Ny G
|
Cibeureum
|
39 Tahun
|
18 Minggu
|
150/100
|
178 mg/dl
|
8
|
Ny H
|
Padayungan
|
40 Tahun
|
23 Minggu
|
170/100
|
185 mg/dl
|
9
|
Ny I
|
Padayungan
|
27 Tahun
|
19 Minggu
|
150/100
|
203 mg/dl
|
10
|
Ny J
|
Padayungan
|
29 Tahun
|
21 Minggu
|
140/110
|
201 mg/dl
|
11
|
Ny K
|
Cilolohan
|
21 Tahun
|
19 Minggu
|
140/100
|
214 mg/dl
|
12
|
Ny L
|
Cilolohan
|
21 Tahun
|
20 Minggu
|
150/100
|
156 mg/dl
|
13
|
Ny M
|
Cilolohan
|
30 Tahun
|
22 Minggu
|
160/100
|
237 mg/dl
|
14
|
Ny N
|
Gunung roay
|
32 Tahun
|
23 Minggu
|
160/100
|
166 mg/dl
|
15
|
Ny O
|
Dadaha
|
23 Tahun
|
23 Minggu
|
140/100
|
203 mg/dl
|
16
|
Ny P
|
Dadaha
|
28 Tahun
|
17 Minggu
|
170/100
|
170 mg/dl
|
17
|
Ny Q
|
Cikunteun
|
20 Tahun
|
20 Minggu
|
140/100
|
129 mg/dl
|
18
|
Ny R
|
Sindanggalih
|
24 Tahun
|
19 Minggu
|
150/100
|
236 mg/dl
|
19
|
Ny S
|
Sindanggalih
|
35 Tahun
|
20 Minggu
|
160/100
|
213 mg/dl
|
20
|
Ny T
|
Gobras
|
28 Tahun
|
16 Minggu
|
140/100
|
212 mg/dl
|
21
|
Ny U
|
Gobras
|
27 Tahun
|
22 Minggu
|
160/100
|
203 mg/dl
|
22
|
Ny V
|
Gobras
|
29 Tahun
|
23 Minggu
|
140/110
|
228 mg/dl
|
23
|
Ny W
|
Ciwaas
|
21 Tahun
|
20 Minggu
|
150/100
|
217 mg/dl
|
24
|
Ny X
|
Cikalang
|
34 Tahun
|
23 Minggu
|
150/100
|
167 mg/dl
|
25
|
Ny Y
|
Cikalang
|
30 Tahun
|
19 Minggu
|
170/100
|
191 mg/dl
|
26
|
Ny Z
|
Lewi munding
|
26 Tahun
|
18 Minggu
|
140/100
|
177 mg/dl
|
27
|
Ny AA
|
Mangkubumi
|
26 Tahun
|
20 Minggu
|
140/100
|
197 mg/dl
|
28
|
Ny AB
|
Mangkubumi
|
20 Tahun
|
17 Minggu
|
170/100
|
139 mg/dl
|
29
|
Ny AC
|
Pancasila
|
30 Tahun
|
18 Minggu
|
150/100
|
209 mg/dl
|
30
|
Ny AD
|
Cihideung
|
27 Tahun
|
20 Minggu
|
140/100
|
201 mg/dl
|
a. Pengolahan
Data
Berdasarkan hasil pengamatan diatas,
maka didapat data sebagai berikut :
Rumus Perhitungan Persentase
c
p = — ´ 100
%
n
Keterangan : p =
Persentase
c = Jumlah sampel yang dihitung
n = Jumlah
total sampel
(Sudjana, 1996 : 205)
b. Persentase
kadar kolesterol total yang normal
Diketahui : c
= 7
n
= 30
c
p
=
— ´ 100
%
n
15
p
=
— ´ 100
%
30
= 50 %
c. Persentase
kadar kolesterol total yang tidak normal
Diketahui : c
= 7
n = 20
c
p
=
— ´ 100
%
n
15
p
=
— ´ 100
%
30
=
50 %
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil penelitian dan pengolahan data, gambaran kadar kolesterol total pada
wanita hamil trimester II yang mengalami hipertensi, di peroleh sampel sebanyak
30 orang wanita hamil dengan masa kehamilannya 16-23 minggu yang mengalami
hiprtensi dari usia 20-35 tahun di daerah kota Tasikmalaya.
Selama
penelitian yang dilakukan di RSUD Tasikmalaya didapat 15 orang (50 %) yang
mengalami peningkatan kadar kolesterol total dengan nilai rata-rata peningkatan
kadar kolesterol total 217 mg/dl. Dan 15 orang (50 %) yang kadar kolesterol
totalnya normal dengan nilai rata-rata kadar kolesterol 173 mg/dl
Berdasarkan
data penelitian Dari 15 sampel (50 %) yang mengalami peningkatan kadar
kolesterol total, hal tersebut berhubungan dengan beberapa faktor diantaranya kelebihan
berat badan, kurangnya berolah raga, perokok dan mengkonsumsi terlalu banyak
makanan yang mengandung lemak, karena hal tersebut merupakan salah satu faktor
resiko terjadinya peningkatan kadar kolesterol di dalam darah.
Sedangkan
15 sampel (50 %) yang kolesterolnya normal disebabkan karena faktor-faktor lain
diantaranya tidak terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak,
hipertensi yang timbul akibat faktor keturunan dan hipertensi yang ada sebelum
kehamilan. Oleh karena itu hipertensi dalam kehamilan bukan hanya disebabkan
oleh peningkatan kadar kolestrol tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor
lain.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini maka dapat
disimpulkan gambaran kadar kolesterol total pada ibu hamil trimester II yang
mengalami hipertensi di daerah kota
Tasikmalaya setelah dialakukan pemeriksaan di RSUD tasikmalaya dari sampel
sebanyak 30 orang maka didapat :
1. 15
wanita hamil (50 %) dengan kadar kolesterol total tinggi (> 200 mg/dl)
dengan nilai peningkatan kadar kolesterol total rata-rata 217 mg/dl
2. 15
wanita hamil (50 %) dengan kolesterol total normal (< 200 mg) dengan nilai
rata-rata kolesterol 173 mg/dl
B.
Saran
Setelah dilakukan penelitian diketahui
bahwa kadar kolesterol total pada serum wanita hamil trimester II yang
mengalami hipertensi dapat meningkat, oleh karena itu dianjurkan agar :
1. Konsultasikan
secara rutin dengan dokter supaya mengurangi risiko timbulnya berbagai penyakit.
2. Pola
makan yang teratur yaitu mengurangi makanan yang banyak mengandung lemak atau
kolesterol
3. Sering
berolahraga dan tidak merokok,
DAFTAR PUSTAKA
Dharma S, Rahajuningsih. Pendidikan
berkesinambungan patologi klinik. Departemen patologi klinik fakultas
kedokteran universitas Indonesia
: Jakarta ,
2008.
DR. Badruzzaman, dipl. EA, apt. Hipertensi, Stroke, Jantung Koroner Bisa Sembuh
Permanen, www.isfinational.or.id 24 januari 2010.
Gandasoebrata, R, Penuntun Laboratorium Klinik. Diana
Rakyat : Jakarta ,
2001
Gunawan, Lany. Hipertensi
: Tekanan Darah Tinggi. Penerbit Kanisius : Yogyakarta ,
2001
Keperawatan medikal bedah, www.nazran.wordpress.com
24 april 2009. 23 : 21 am
Kasim R., Antono D, Alwi I, Saharman
L, Makmun LH, Pangabean MM, dkk. Prosiding
Simposium Holistic kardiovaskuler VII.
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta , 2008
Mama-tips, pre-eklampsia, www.sayyestoasi.com, juni 2009
Mouchtar, Buku asuhan antenatal. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta , 1998
M. Sitanggang. Memahami Hubungan angkak dan kolesterol. Departenmen Kesehatan : Jakarta , 2003
Prof.dr.R.Hariadi, obstetrik Williams. Air langga
university pres edisi 17, Cet. Ke 1 : Surabaya
1991
Ross R. 1999. Atherosclerosis and
inflammatory disease. New Engl J Med : 1999
Saifuddin, Abdul B. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal & Neonatal. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta ,
2002
Sarwono Prawirohardjo, dkk. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Edisi 4, Cetakan. 1 : Jakarta ,
2008
Sarwono prawirohardjo, dkk. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Edisi 3, Cetakan. 6 : Jakarta ,
2002
Septiwinaro.M. faktor-faktor risiko hipertensi. Balai Utama Agro.M : Jakarta 1998
Subanda. Metabolisme
Lemak Dalam Tubuh. PT Gramedia Utama : Jakarta 2001
Sweet BR 1997 Mayes midwifery BA2 Departemen Kesehatan : Jakarta , 1997
Varney, Varney’s Midwifevery. ( BU 1 ) : Jakarta , 1997
Wibowo Rusmawan. Diet bebas lemak dalam tubuh. Departemen
Kesehatan : Jakarta 2000
Wsp, artikel hipokolesterolemia, www.ebahana.com 21 oktober, 2009
DATA
PENUNJANG (KUISIONER)
Nama :………………….
Umur :………………….
Umur
kehamilan :………………….
Alamat :………………….
Berat
badan :………………….
Tekanan
darah :………………….
1. Apakah
anda mengalami tekanan darah tinggi ?
a. Ya
b. Tidak
2.
Apakah anda mengalami
tekanan darah tinggi pada saat kehamilan atau sebelum kehamilan ?
a. Pada
saat kehamilan
b. Sebelum
kehamilan
3. Apakah
ada anggota keluarga yang mengalami tekanan darah tinggi ?
a. ada
b. Tidak
ada
4. Pada
kehamilan anak keberapa anda mengalami tekanan darah tinggi ?
a. Kehamilan
Kurang dari dua
b. Kehamilan
ke Dua
c. Kehamilan
Lebih dari dua
5. Berapa
tekanan darah anda sebelumnya ?
Tekanan darah :
Sistolik…………….?
Diastolik…………..?
6. Berapa
berat badan anda ?
7. Apakah
selama kehamilan anda sering berolahraga ?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah
anda perokok ?
a. Ya
b. Tidak
9. Makanan
apa saja yang sering anda konsumsi selama kehamilan ?
a. makanan
yang banyak mengandung lemak
b. makanan
yang banyak mengandung protein
c. makanan
yang banyak mengandung garam
d. makanan
yang banyak mengandung karbohidrat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar